Sabtu, 20 September 2025

Menelusuri jejak keturunan Indonesia asal Bawean di Vietnam

Ratusan orang keturunan Indonesia yang berasal dari Pulau Bawean tinggal di Ho Chi Minh, Vietnam, sejak masa penjajahan Belanda dan Jepang. Tujuan mereka datang ke Vietnam berbeda-beda.

"Dalam dokumen itu mereka disebut sebagai etnis Melayu. Lalu kantor Kementerian Luar Negeri Vietnam mengatakan mereka itu Ma'alay yang artinya warga Malaysia. Selanjutnya mereka pun mendatangi perwakilan pemerintah Malaysia, tetapi ditolak karena mereka juga bukan warga negara di sana," jelas Stockhof.

Akhirnya mereka pun kembali ke kantor Kementerian Luar Negeri Vietnam dan akhirnya ditawarkan untuk menjadi warga negara Vietnam.

Akan tetapi masalah kembali muncul ketika akan mencantumkan etnisitas.

"Ketika mereka sebut berasal dari suku Bawean, tidak dikenal di Vietnam lalu ditawarkan dicantumkan sebagai etnis Cham karena sama-sama Muslim. Tetapi karena bukan orang Cham maka mereka pun menolak, akhirnya setelah pembahasan yang panjang dalam kolom suku di kartu identitas orang Bawean disebut Indonesia, padahal kan itu bukan suku tapi nama negara asal," kata Stockhof.

Enggan pulang

Keturunan Bawaen yang besar atau lahir di Vietnam ada juga yang kemudian pindah ke negara lain seperti Singapura dan juga Prancis yang pernah berkuasa di Vietnam. Salah satunya adalah Nur Jannah Binti Abubakar, keturunan Bawean asal Vietnam yang telah menjadi warga negara Singapura.

Nur Jannah berada di Ho Chi Minh pada pertengahan Juni lalu untuk mengurus bisnis kafe dan penginapan yang berlokasi di dekat Masjid Al Rahim.

Dia mengatakan kakeknya tiba di Vietnam ketika negara itu berada dalam jajahan Prancis. Kakeknya kemudian menetap di Ho Chi Minh.

Nur Jannah Binti Abubakar

Nur Jannah Binti Abubakar keturunan Bawean kelahiran Vietnam yang jadi warga negara Singapura.

Tetapi kekalahan pemerintah kolonial Prancis menyebabkan situasi keamanan Vietnam tidak pasti, sehingga ayahnya memutuskan untuk mengungsi ke Paris bersama anak-anaknya, kecuali Nur Jannah.

"Saya waktu itu sudah menikah dengan orang Singapura dan menjadi warga negara di sana. Adik saya ada yang ikut ayah ke Paris, lalu ada juga yang menetap di AS," jelas dia.

Meski demikian, Nur mengisahkan ayahnya memintanya untuk tetap berhubungan dengan kerabat yang berada di Pulau Bawean.

“Saya ke Bawean untuk bertemu dengan kerabat dan juga beberapa kali nyekar ke makam keluarga, " jelas dia.

Berbeda dengan keturunan Bawean di Vietnam yang tak lagi kenal tradisi leluhur, Nur mengatakan keturunan Bawean yang tinggal dan menjadi warga negara Singapura masih berhubungan dengan kerabat di kampung halaman dan menjalankan tradisi Bawean.

Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan