Jumat, 19 September 2025

Jumlah Wisatawan Dalam Negeri Jepang Berkurang

Wisatawan dalam negeri Jepang saat ini berkurang jumlahnya sehingga tampak kota-kota kecil yang berharap kehadiran wisatawan.

Editor: Dewi Agustina
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Yoichi Okubora, President Maruhyaku Co., Takayama Gifu Jepang 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Wisatawan dalam negeri Jepang saat ini berkurang jumlahnya sehingga tampak kota-kota kecil yang berharap kehadiran wisatawan, lebih disasarkan kepada wisatawan luar negeri (asing).

"Berkurangnya penjualan di sekitar sini memang terutama karena jumlah penduduk yang sudah semakin kurang di sini," kata Yoichi Okubora, President President Maruhyaku Co., Takayama Gifu yang juga Ketua Asosiasi Pedagang pedang pasar setempat, khusus kepada Tribunnews.com, Jumat (4/9/2015).

Daerah pasar Yasugawa yang ada di tengah Kota Takayama Perfektur Gifu seringkali menyelenggarakan festival pasar dua kali setahun yaitu saat musim semi dan saat musim gugur.

Sedikitnya 13 pedagang ikut serta dalam festival tersebut.

"Festival pasar ini dimulai sejak 10 tahun lalu untuk semakin meramaikan kota karena letaknya di tengah kota untuk daerah pertokoan ini," ujar generasi ketiga dari pemilik perusahaan Maruhyaku tersebut.

Untuk semakin memeriahkan festival, antara lain lampu-lampu pinggir jalan baru-baru ini diganti dengan lampu LED sehingga pencahayaannya semakin baik, semakin terang dan membuat tempat penjualan semakin baik di saat matahari mulai tenggelam.

Jalanan toko-toko perbelanjaan tersebut memang agak sepi karena sangat kurang jumlah penduduk Kota Takayama yang hanya sekitar 89.000 jiwa saat ini.

Di tokonya, Okubora menjual berbagai produk Jepang terbaik yang dibuat di dalam negeri Jepang.

"Kita hanya menjual produk oleh-oleh terbaik di Jepang seperti produk teko baja dari Iwate, produk dari Fukuoka, Yamanashi, Nagano, Aich dan sebagainya," jelasnya.

Produk yang laris seperti teko baja tradisional Jepang dengan ukuran beraneka ragam terjual sekitar 20.000 yen. Namun memang sangat cantik, corak tradisional Jepang dan bercita rasa anggun, sesuai dengan harganya.

Tak ketinggalan produk oleh-oleh dengan model Gunung Fuji yang mendapat predikat Good Design juga ikut dijual di tokonya.

"Di sekitar sini umumnya toko dengan produk khusus misalnya di depan toko saya itu ada toko yang jual beraneka ragam sumpit Jepang yang indah," ungkapnya lagi.

Okubora sebagai Ketua Asosiasi pedagang setempat sejak lima tahun lalu, sedangkan tokonya yang dioperasikan setiap hari itu sudah berusia 80 tahun dan kini dengan situasi dan kondisi berbeda, Okubora berusaha survive untuk bisa tetap berjualan di tengah jumlah penduduk yang sangat berkurang di Jepang.

Tags
Jepang
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan