Jumat, 19 September 2025

Wisata Jepang

Berwisata ke Jepang Jangan Lupa Kunjungi Desa Shirakawa yang Indah

Di Desa Shirakawa ini ada tempat pembuatan tapak kuda menggunakan batubara, ada tempat pembuatan kain tenun.

Editor: Dewi Agustina
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Desa Shirakawa di Perfektur Gifu, Jepang yang sangat indah. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Desa Shirakawa di Perfektur Gifu, Jepang tampak sangat indah luar. Wajar saja kalau mendapat predikat Warisan Budaya Dunia dari pihak badan PBB, Unesco sejak tahun 1995. Desa Shirakawa bersama tetangganya, Gokayama di Nanto, Perfektur Toyama tercatat sebagai Warisan Budaya Dunia.

Tribunnews.com baru saja kembali dari Shirakawago (Desa Shirakawa) tanggal 2 September lalu. Letaknya dekat Gunung Haku-san dan dekat Kota Hida (terkenal Hida Beef) yang letaknya di Utara-Barat Perfektur Gifu. Sebanyak 114  rumah penduduk asli tradisional Jepang berdiri di sana dan setiap 20 tahun sekali dilakukan renovasi ulang agar tetap terlestarikan.

Mengapa lokasi wisata ini sangat cantik? Sekali kita ke sana, dipastikan tidak akan lupa dan pasti ingin kembali lagi. Musim dingin tahun lalu, akhir Desember Tribunnews.com saat salju lebat sempat menginap di sana. Di saat musim salju ini luar biasa indah. Semua serba putih, diliputi oleh salju yang tebal di sana sini.

Minggu lalu, dengan musim panas saat ini, ternyata keindahan tersebut tak berkurang dengan warna-warni bunga dan keindahan pohon-pohon hijau rindang menyelimuti desa tersebut. Tak lupa tentu bentukan rumah-rumah tradisional yang disebut Gassho.

Di Desa Shirakawa ini ada tempat pembuatan tapak kuda menggunakan batubara, ada tempat pembuatan kain tenun, ada tempat pembuatan soba (bakmi Jepang) dan sebagainya.

Setiap musim semi ada Festival Doburoku yang biasanya dilakukan di Kuil Hachiman dengan dansa singa "Shishi-mai" untuk mengusir para roh jahat dan kebahagiaan rakyat setempat. Demikian pula pembuatan minuman sake juga dilakukan rakyat desa tersebut.

Luas desa ini 356,65 kilometer persegi dan kini (per 1 Mei 2015) penduduknya hanya berjumlah 1.626 jiwa. Berarti per satu kilometer persegi belum tentu ada satu orang sekalipun.

Meskipun padi saat ini dapat dilihat di seluruh wilayah, namun Tribunnews.com melihat mulai muncul budidaya lain seperti tomat, ketimun, strawberry dan sebagainya utuk menghidupi desa itu sendiri.

Kini banyak juga, dalam satu deretan jalan utamanya, di kanan kiri restoran dan toko oleh-oleh buatan penduduk desa tersebut. Meskipun banyak pengunjungnya, sekitar 600.000 wisatawan per bulan ke Desa Shirakawa ini, kelestarian alam dan lingkungannya terjaga sangat baik.

Mau hidup di desa asli Jepang, kembali ke masa tahun 1500-an, merasakan indahnya keaslian Jepang, datang lah ke Shirakawago ini.

Dari Tokyo menggunakan kereta api berhenti di Stasiun Nagoya. Lalu sekitar 2 jam 10 menit ke Stasiun Takayama menggunakan kereta lokal JR setempat.

Lalu dari Takayama menggunakan Nohi Bus sekitar 50 menit ke desa tersebut. Dari Tokyo sampai ke desa tersebut total waktu dibutuhkan sekitar lima setengah jam. Jauh memang, tetapi sangat memuaskan hasil akhirnya dengan melihat tempat yang sangat indah ini.

Tags
Jepang
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan