Jumat, 10 Oktober 2025

Kisah Relawan Yahudi Israel Bantu Pengungsi Suriah

Ia menceritakan, pernah ada pria pengungsi Suriah bertanya kepadanya memakai bahasa Arab, "Katakan kepadaku, apakah wanita itu Yahudi?"

Timeofisrael.com
Dr Tali Shaltiel, relawan Israel, tengah menggendong pengungsi cilik dari Suriah, yang baru saja mendarat di pantai Lesbos, Yunani. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Reza Gunadha

KEHENINGAN malam di Laut Hitam terpecah, saat satu perahu karet berukuran kecil yang penuh disesaki pengungsi Suriah dan Afganistan hendak mendarat di pantai kerikil tandus, Pulau Lesbos, Yunani.

Namun, bisingnya teriakan histeris pengungsi yang meluapkan kegembiraan mereka karena bisa selamat sampai ke Eropa, seketika berubah menjadi dengung kasak-kusuk cemas.

Para pengungsi tampak ketakutan ketika melihat sejumlah orang yang tergesa-gesa menuju perahu yang tampak limbung itu: mereka orang-orang Yahudi Israel.

"Apakah ada yang memerlukan dokter? Apakah ada yang memerlukan dokter? saya seorang dokter, jangan takut," teriak Majeda Kardosh berulang-ulang kepada para pengungsi yang masih tampak terbengong-bengong.

Dr Tali Shaltiel (paling kiri) sedang memberi penjelasan kepada sejumlah pengungsi Afganistan mengenai prosedur pendaftaran diri ke lokasi pengungsian

Majeda (27), wanita perawat dari Nazareth, Israel, tersebut terus menghampiri satu per satu pencari suaka yang baru saja mempertaruhkan nyawa menyeberang dari Turki menuju Yunani.

Tak jauh dari tempat Majeda, seorang wanita terburu-buru menceburkan diri ke laut. Ia terendam air laut yang dingin hingga ke pinggang.

Ia mendekati perempuan yang baru berusia 4 tahun, lantas memasangkan balon pelampung agar tak tenggelam. Wanita tersebut adalah  Tali Shaltiel (31), psikolog dari Jerusalem, Israel.

"Tidak apa-apa gadis manis, tidak apa-apa. Kau kini aman. Lihatlah, ada tenda, di dalamnya ada coklat dan boneka yang akan menemanimu istirahat. Mari, ikuti aku ke sana," tutur Tali kepada gadis cilik tersebut.

***

Majeda dan Shaltiel adalah dua dari satu grup kecil relawan yang tergabung dalam IsraAID, yakni lembaga swadaya masyarakat berbasis di Israel.

Mereka terlatih untuk memberikan bantuan pengobatan bagi imigran dan pencari suaka dari daerah yang dikuasai gerombolan teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Tak hanya itu, IsraAID juga terlibat langsung dalam program kemanusiaan di 31 negara. Persisnya sejak tahun 2011, yakni saat bencana gempa dan tsunami di Jepang, hingga pengobatan warga Afrika Barat yang terserang wabah Ebola.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved