Pemukul WNI di Kabukicho Tokyo Jepang Telah Ditangkap Polisi
Dia tertangkap setelah muncul lagi di Kabukicho dan baru datang dari China.
Editor:
Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pemukul seorang WNI di Kabukicho Tokyo, Jepang dua tahun lalu akhirnya tertangkap polisi Jepang 3 minggu lalu.
Dia tertangkap setelah muncul lagi di Kabukicho dan baru datang dari China.
"Pemukul WNI dua tahun lalu telah tertangkap tiga minggu lalu karena dia muncul lagi di Kabukicho dan ketahuan Polisi di Shinjuku sana. Ternyata dia adalah anggota mafia, Yakuza, dari China yang kabur ke China lalu kembali ke Jepang dan setelah ketahuan muncul lagi ditangkaplah," ujar sumber Tribunnews.com malam ini.
WNI tersebut bernama IY usia 30-an, menjadi tak sadarkan diri cukup lama setelah habis dipukuli pertengahan Agustus 2013.
Pihak KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) dapat laporan telepon tanggal 15 Agustus 2013 dari pihak rumah sakit di Tokyo. Lalu mencari tahu kasus tersebut lewat sumber di kepolisian Shinjuku Tokyo.
"Menurut polisi dia dipukul sebenarnya hanya satu kali, telak sekali, kencang sekali, oleh seorang mafia China di sana. Tapi karena jatuh dan kepala langsung membentur trotoar jalanan di sana, maka IY langsung pingsan tak sadarkan diri lagi dan dibawa ke rumah sakit oleh entah siapa. Kami dapat telepon dari rumah sakit tanggal 15 Agustus malam hari," ungkap sumber Tribunnews.com.
Penelusuran Tribunnews di Kabukicho mendapatkan berbagai informasi bahwa IY yang saat itu tinggal di sebuah hotel di Yokohama, iseng main ke Kabukicho ke sebuah tempat klub malam di sana, lalu bertengkar mulut dengan seseorang yang menurut polisi adalah orang China bukan orang Jepang.
Di duga orang China tersebut adalah anggota Yakuza dari China. Orang tersebut tampaknya segera kabur ke China .
Proses hukum akan berjalan terus dan pihak KBRI dipastikan akan mendapatkan kabar lebih lanjut mengenai kasus tindak pidana ini.
IY sendiri telah kembali ke Indonesia sejak Desember 2013 beberapa sempat dirawat di Tokyo gara-gara pemukulan tersebut.