SBY Bersyukur Sistem yang Diciptakannya Tak Ikut Jatuh Meski Dirinya Tak Lagi Presiden
SBY merasa bersyukur sistem yang telah diciptakannya selama menjadi Presiden Indonesia tidak ikut jatuh.
Editor:
Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Mantan Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merasa bersyukur dengan berakhirnya jabatan sebagai Presiden keenam RI, sistem yang telah diciptakannya selama menjadi Presiden Indonesia tidak ikut jatuh.
"Saya bersyukur saat menyelesaikan masa jabatan, sistem yang ada tidak jatuh, tetap baik hingga kini sehingga saya berharap bisa tetap memberikan kesejahteraan kepada masyarakat Indonesia," kata SBY saat memberikan sambutan dalam konferensi internasional dalam acara "Berbagi Nilai dan Demokrasi di Asia" dengan penyelenggara Nikkei Shimbun, Tokyo Foundation dan Japan Foundation.
Demokrasi di Indonesia, kata SBY, memiliki sistem dan karakter budaya sendiri.
"Jadi tak mungkin demokrasi ala mana pun bisa diterapkan di indonesia. Harus disesuaikan menggunakan budaya Indonesia sendiri," katanya.
Kemajuan perkembangan demokrasi di Indonesia sudah baik saat ini dan dipercaya akan menjadi negara besar yang paling demokratis dan kemunginan jadi contoh demokrasi bagi negara berkembang lainnya.
SBY juga menyinggung terorisme yang terjadi baru-baru ini di Jakarta tak dapat ditolerir.
"Indonesia memerangi terorisme, menentang adanya hal-hal kekerasan seperti itu," katanya.
Sebagai negara mayoritas muslim, SBY justru melihat partai Islam yang ada justru mendukung sekali adanya demokrasi.
"Partai Islam yang ada di Indonesia justru mendukung bahkan mendorong demokrasi yang ada di Indonesia. Membuat demokrasi di Indonesia semakin dewasa saat ini sesuai pula dengan karakter dan budaya yang ada di Indonesia sehingga dapat diterima masyarakat," ungkap SBY.
Dalam kunjungan ke Tokyo SBY juga akan bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe sore ini sekitar jam 17.00 waktu Tokyo.