Negosiator Angkat Tangan Soal Wartawan Jepang yang Diculik ISIS
Oleh karena itu negosiator tersebut mengundurkan diri segera, tak mau campur tangan lagi.
Editor:
Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Seorang negosiator Siria yang berusaha menjadi penengah antara wartawan lepas Jepang Junpei Yasuda dengan pemerintah Jepang akhirnya angkat tangan karena tak ada tanggapan dari pemerintah Jepang.
"Kita telah berusaha jadi penengah, tetapi pemerintah Jepang tidak memberikan tanggapan atas permintaan penculik dan mediasi gagal akhirnya," tulis negosiator Siria itu pada Facebooknya.
Oleh karena itu negosiator tersebut mengundurkan diri segera, tak mau campur tangan lagi.
Yasuda hilang sejak Juni. Terakhir informasinya di posting lewat Twitternya bulan Juni 2015 saat melewati tapal batas Siria melalui Turki.
Rencananya untuk melaporkan kasus pembunuhan wartawan lewas Kenji Doto yang dibunuh oleh ISIS Januari 2015.
Front Al-Nusra, milisia Sunni Islamist yang terkait dengan al-Qaida, telah menangkap Junpei dan meminta uang tebusan.
Bulan lalu foto Junpei dengan kertas putih bertulisan "Kesempatan Terakhir" dengan tinta merah diposting dan disebarkan di internet.
Kesempatan itu diupayakan sang negosiator agar bisa menjadi penengah dengan pemerintah Jepang. Namun tak ada tanggapan dari Jepang.
Mediator tersebut juga mengatakan Rabu kemarin (29/6/2016) tak tahu lagi kini bagaimana kesehatan Junpei.