Senin, 15 September 2025

Alasan Ketua Partai Demokrat Jepang Ungkapkan Status Dwikewarganegaraannya

Renho atau Lien-Fang, politikus Partai Demokrat (DPJ) mengumumkan kepada publik bahwa dirinya memiliki dua kewarganegaan, yakni Taiwan dan Jepang.

Editor: Dewi Agustina
Koresponden Tribunnews/Richard Susilo
Renho atau Lien-Fang, politikus partai oposisi terbesar di Jepang yang memiliki dwikewarganegaraan. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Renho atau Lien-Fang, politikus Partai Demokrat (DPJ)--partai oposisi terbesar di Jepang--mengumumkan kepada publik bahwa dirinya memiliki dua kewarganegaan, yakni Taiwan dan Jepang.

Selama ini Renho menyembunyikan identitas kewarganegaraannya itu kepada masyarakat sebelum akhirnya 19 Juli lalu dia ungkapkan kepada publik.

"Renho mungkin ketakutan data pribadinya terbongkar, mau tak mau nantinya saat di pengadilan kalau tak diungkap sejak dini, akan berdampak jauh lebih jelek baginya. Jadi buru-buru dia mengungkapkan minggu lalu," kata sumber Tribunnews.com, Minggu (23/7/2017).

Renho lahir di Tokyo pada 28 November 1967, ayahnya berkewarganegaraan Taiwan dan ibu lahir di Jepang.

Renho tersangkut pengadilan, kasus pencemaran nama baik.

Baca: Baru Dipamerkan Sehari, Tiga Keris Milik Ki Pramono Jati Kembali ke Rumah Tanpa Sepengetahuannya

Pemilik Takasu Klinik, Takasu Katsuya mengajukan tuntutan ke pengadilan dua anggota DPJ yaitu Konishi Hiroyuki yang mengkritik iklan Takasu Klinik dengan menyebutan Yes dan tanda bulatan hati pakai tangan disebut "kampungan".
Sekaligus Takasu menuntut pula kepala DPT Renho tersebut sebagai Ketua DPJ.

Pengadilan akan dimulai tanggal 25 Juli mendatang dan Takasu menyatakan akan datang ke pengadilan tersebut dengan rasa senang, bahkan menjanjikan bagi yang mau melihat sidangnya akan diberikan hadiah.

Di Jepang apabila sudah masuk kasus ke pengadilan, maka data pribadi lengkap harus diungkapkan kepada pengadilan sampai detil.

"Di sanalah Renho akan terungkap semuanya siapa dia sebenarnya, warga negara apa dia sebenarnya saat ini dan sebagainya. Dari pada terungkap di pengadilan 25 Juli mendatang, dia buru-buru mengumumkan jati dirinya kepada masyarakat 19 Juli lalu," lanjutnya.

Sementara pengkritik partai komunis Arita Yoshifu tidak banyak komentar mengenai Renho.

Tetapi terhadap Toru Hashimoto mantan Wali Kota Osaka dia sempat mengungkap pribadi Hashimoto mengatakan ayahnya dulu adalah anggota mafia Jepang (yakuza).

"Itulah sebabnya Hashimoto sangat marah sekali dengan Arita sampai saat ini, karena data pribadi dia diungkapkan ke masyarakat. Sementara mengenai Renho yang sebenarnya bisa dikatakan penghianat negara karena dwikewarganegaraan, si Arita diam saja," kata dia.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan