Kamis, 28 Agustus 2025

3 Tahun Diculik ISIS, Wartawan Jepang Dibebaskan

Ibu Yasuda, Sachiko juga merasa gembir menyatakan kepada pers kemarin malam sambil menangis gembira.

Editor: Hendra Gunawan
Richard Susilo
Wartawan Jepang Junpei Yasuda (44) yang ditangkap ISIS 3 tahun lalu kemarin (23/10/2018) malam sekitar jam 19:00 waktu Jepang 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Wartawan Jepang Junpei Yasuda (44) yang ditangkap ISIS 3 tahun lalu kemarin (23/10/2018) malam sekitar jam 19:00 waktu Jepang sudah dibebaskan dan sekitar jam 21:00 waktu Jepang sudah berada di bawah perlindungan otoritas Turki.

"Wartawan Jepang Yasuda sudah dibebaskan dan kini berada di bawah perlindungan pemerintah Turki. Kami akan segera memberitahu kepada keluarganya," papar Yoshihide Suga kemarin malam kepada pers.

Ibu Yasuda, Sachiko juga merasa gembir menyatakan kepada pers kemarin malam sambil menangis gembira.

"Syukurlah kalau sudah dibebaskan. Dia bertahan dan semangat hidup tinggi luar biasa. Saya menantikan kembalinya ke Jepang," papar Sachiko ibu yasuda.

Sementara itu Kosuke Tsuneoka (49) teman Yasuda kepada Tribunnews.com Rabu ini (24/10/2018) juga merasa senang dengan kabar bebasnya Yasuda tersebut.

"Saya dengar dari sumber saya sendiri memang telah dibebaskan. Syukurlah kita semua ikut gembira dengan pembebasan tersebut," papar Tsuneoka yang juga wartawan Jepang yang khusus meliput masalah ISIS dan Timur Tengah.

Pemerintah Jepang kini sedang berkordinasi untuk melihat kemungkinan waktu pemulangan Yasuda ke Jepang dalam waktu dekat ini.

Junpei Yasuda ditahan di propinsi Idolib sebelah barat laut Siria. Propinsi ini markas pemberontak anti pemerintah yang berperang melawan regim Assad.yuli

Junpei Yasuda, adalah wartawan Shinano Mainichi Newspaper yang menjadi wartawan lepas dan mewawancarai berbagai daerah konflik di Timur tengah.

Sekitar 14 tahun lalu saat pasukan bela diri Jepang (SDF) memasuki Irak dia ditahan kelompok bersenjata dan dibebaskan 3 hari kemudian. Resiko tinggi yang dihadapi tampak tidak dipedulikan saat meliput berita di daerah rawan perang di daerah Timur Tengah.

Tahun 2010 dia bekerja sebagai perusahaan militer swasta di Irak sambil menerbitkan buku dan cerita-ceritanya di Jepang mengenai pekerja di medan perang.

ISIS juga menangkap wartawan Jepang lainnya, Kenji Goto, yang kemudian membunuhnya.

PM Jepang beruasaha membebaskan Yasuda dengan bicara kepada pemerintah Qatar, Turki dan Yordania.

Unit khusus untuk mengumpulkan informasi teroris internasional dibentuk Kementerian Luar Negeri Jepang tahun 2015, salah satunya gara-gara penangkapan Yasuda oleh ISIS tersebut.

Sejak April 2011 pemerintah Jepang melarang warganya bepergian ke daerah Siria dan tempat-tempat berbahaya perang saudara di Timur Tengah.

Belum diketahui kini kondisi kesehatan Yasuda yang masih di bawah perlindungan dan pemeriksaan (kesehatan) pihak Turki hingga Rabu ini (24/10/2018).

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan