Korban serangan di Sri Lanka: Dari tiga anak miliarder Denmark hingga juru masak terkenal
Para korban serangan di Sri Lanka termasuk tiga anak miliarder Denmark, yang beberapa hari sebelumnya mengunggah foto di Instagram. Korban lain
Sebagian besar korban serangan bom di Sri Lanka adalah warga setempat, namun dari setidaknya 290 korban meninggal, beberapa di antaranya adalah warga asing.
Dari pantauan warga asing, diplomat di kedutaan besar Indonesia di Kolombo, Lia Kartika Sari, kepada BBC News Indonesia mengatakan, "Sejauh ini kami tidak menerima laporan soal korban dari Indonesia."
Warga asing yang menjadi korban termasuk tiga anak miliarder Denmark, Anders Holch Povlsen.
Juru bicara Povslen membenarkan bahwa ketiga anaknya meninggal dalam serangan. Ia menolak memberikan rincian lebih jauh.
Salah satu anak Povslen beberapa hari lalu mengunggah foto bersama dua saudaranya di Instagram dengan informasi lokasi Sri Lanka.
- Serangan gereja dan hotel Sri Lanka: Jumlah korban tewas mencapai 290 orang
- Demi keamanan Salat Jumat, Sri Lanka tingkatkan keamanan di masjid-masjid
- Negara-negara yang paling dermawan di dunia
Pesan-pesan yang ditinggalkan di unggahan ini antara lain menyebutkan, "Untuk Alma, Alfred dan Agnes, semoga beristirahat dengan tenang."
Povlsen dikenal sebagai pemilik jaringan toko pakaian Bestseller dan pemegang saham terbesar di toko pakaian online populer, ASOS.
Juru masak pesohor Sri Lanka
Yang juga menjadi korban adalah juru masak terkenal Sri Lanka, Shantha Mayadunne.
Ia termasuk korban pertama yang berhasil diidentifikasi pada Minggu (21/04) malam.
Anak perempuannya, Nisanga Mayadunne, mengunggah foto di Facebook yang memperlihatkan keluarganya sedang menikmati sarapan di Hotel Shangri-La Kolombo hanya beberapa saat sebelum ledakan di hotel ini.
Seorang anggota kelurga kemudian menulis pesan di Facebook bahwa Shantha dan Nisanga meninggal dunia dan "tak ada kata-kata yang bisa menggambarkan kepedihan" yang dirasakan pihak keluarga.