Kamis, 28 Agustus 2025

Konflik Timur Tengah: Mengapa PM Jepang Shinzo Abe berkunjung ke Iran ketika AS-Iran bersitegang?

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe melakukan lawatan ke Iran di tengah ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran, dan kunjungan itu dilaporkan

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe melakukan lawatan ke Iran mulai Rabu (12/06) di tengah ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran terkait dengan program nuklir Iran.

Di antara tujuan kunjungan itu adalah untuk meredakan ketegangan antara dua musuh bebuyutan, tetapi sejumlah pengamat mengungkapkan keraguan atas hasil yang sebenarnya dapat diwujudkan.

Menurut mereka, kunjungan Shinzo Abe ini mungkin membantu mendongkrak citranya sebagai negarawan global menjelang pemilihan di Jepang.

Shinzo Abe merupakan perdana menteri pertama Jepang yang berkunjung ke Iran dalam tempo 40 tahun. Ia dijadwalkan berunding dengan Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, dan Presiden Hassan Rouhani.

Mengapa Iran berkunjung ke Iran?

Secara resmi, Jepang dan Iran menandai hubungan diplomatik yang kini telah memasuki tahun ke-90.

Yang lebih penting adalah kenyataan bahwa lawatan ini dilakukan tidak lama setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump melakukan kunjungan kenegaraan ke Jepang.

Trump dan Abe
Getty Images
Presiden Trump bertemu dengan PM Abe awal Juni.

Dan hubungan antara AS dan Iran memburuk yang dipicu oleh penarikan mundur AS dari kesepakatan nuklir Iran tahun 2015.

Ketegangan meningkat lebih lanjut ketika AS mengerahkan kapal induk ke kawasan Teluk yang memicu kekhawatiran tentang kemungkinan konfrontasi nyata.

Oleh karena itu ada secercah harapan bahwa Abe mungkin bisa menjembatani diplomasi kedua negara, mengurangi ketegangan dan mendorong AS berunding.

Sehari sebelum bertolak ke Iran, menurut juru bicara PM Jepang, Abe berbicara lewat telepon dengan Presiden Trump dan bertukar pikiran tentang Iran.

Apakah kesepakatan nuklir itu?

Pada intinya, tahun 2015 Iran setuju untuk membatasi program nuklirnya sebagai imbalan atas pencabutan sanksi-sanksi internasional yang diterapkan terhadap negara itu.

Kesepakatan itu ditandatangani ketika AS masih diperintah oleh Presiden Barack Obama, dan Trump menarik AS dari kesepakatan.

AS kemudian kembali menerapkan sejumlah sanksi secara sepihak, sementara pihak-pihak lain yang turut meneken perjanjian - seperti Uni Eropa, Rusia dan Cina - masih berharap kesepakatan itu dapat dilanjutkan.

Sebagai balasan atas mundurnya AS, bulan lalu Iran mengumumkan akan menghentikan sementara sebagian komitmennya.

Halaman
12
Sumber: BBC Indonesia
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan