Selasa, 9 September 2025

Pilgub DKI Jakarta

Djarot: Warga Bosan Isu SARA Digorang-goreng di Pilkada DKI

Djarot mengatakan 'kebosanan' warga atas dimunculkannya isu sensitif tersebut merupakan hal yang wajar.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hasanudin Aco
Tribunnews.com/Fitri Wulandari
Calon Wakil Gubernur DKI petahana Djarot Saiful Hidayat saat ditemui usai menghadiri acara Ngariung Bersama Warga yang digelar di Warung Abah, Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, Rabu (5/4/2017). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  - Calon Wakil Gubernur DKI petahana Djarot Saiful Hidayat angkat bicara menanggapi kabar warga yang mulai bosan dalam menghadapi isu SARA yang dimunculkan pada spanduk-spanduk Pilkada DKI.

Ia mengatakan 'kebosanan' warga atas dimunculkannya isu sensitif tersebut merupakan hal yang wajar.

Menurutnya, warga memang seharusnya merasakan tingkat kejenuhan itu lantaran isu SARA selalu saja didengung-dengungkan setiap harinya.

"Ya bosen lah, memang seharusnya (bosan). Digorang-goreng terus masalah isu SARA, utamanya agama ya bosen, jenuh," ujar Djarot, saat ditemui di Warung Abah, Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, Rabu (5/4/2017).

Baca: Djarot Imbau Sandiaga Uno Jangan Bawa Perasaan

Baca: Tim Ahok-Djarot Klaim Survei Internal Semakin Membaik

Mantan Wali Kota Blitar itu pun menegaskan bahwa dirinya sudah memberikan peringatan pada warga DKI untuk tidak menggabungkan permasalahan agama dan politik dalam momen pilkada DKI.

"Makanya, sejak awal saya sampaikan bahwa pisahkanlah antara persoalan-persoalan agama dengan persoalan-persoalan politik Pilkada," tegas Djarot.

Menurutnya, warga harus bisa mengerti bahwa Jakarta membutuhkan pemimpin pemerintahan bukan pemimpin agama.

"Harusnya dibedakan, karena kan warga diminta untuk memilih pemimpin pemerintahan," jelas Djarot.

Politisi PDI Perjuangan itu juga menuturkan pola seperti itu juga berlaku untuk Pilkada di seluruh Indonesia.

"Ini kan bukan hanya pilkada di Jakarta saja, tapi di seluruh Indonesia," kata Djarot.

Lebih lanjut, Djarot kembali menegaskan isu-isu sensitif tersebut seharusnya tidak digunakan di negara Pancasila.

"Baiknya kita sudah menjadi satu dan paham betul bahwa Indonesia negara Pancasila, tentunya tidak perlu menggunakan isu-isu itu," pungkas Djarot.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan