Sabtu, 23 Agustus 2025

Ketua DPRD Sebut Program DP 0 Rupiah Tak Terjangkau Warga Miskln

Prasetyo Edi Marsudi menilai, program rumah DP nol rupiah Anies-Sandi tak berpihak ke masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Editor: Fajar Anjungroso
Tribunnews.com/ Rina Ayu
Kantor Klapa Village masih terkunci saat dikunjungi warga yang ingin mencari informasi rumah susun DP 0 rupiah, di Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Jumat (19/1/2018). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi menilai, program rumah DP nol rupiah Anies-Sandi tak berpihak ke masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Pras melihat skema rumah DP nol rupiah mirip dengan program sejuta rumah Jokowi.

"Sayangnya, harga yang dijual jauh lebih tinggi, sehingga tidak bisa dijangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah," kata Pras kepada wartawan, di Gedung DPRD DKI, Jumat (19/1/2018).

Program sejuta rumah milik Jokowi memanfaatkan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) atau program KPR bersubsidi, dengan bunga sampai 5,5 persen per tahun, dengan jangka waktu cicilan sampai 20 tahun.

Kemudian, harga jual rumah Rp 100 juta sampai Rp 135 juta untuk rumah tapak. Sehingga, cicilan yang harus dilunasi oleh masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di program sejuta rumah Jokowi hanya Rp 825 ribu sampai Rp 1,1 juta per bulan.

Dengan begitu, sesuai dengan persyaratan bank, masyarakat dengan pendapatan Rp 3 juta per bulan masih bisa mencicil.

Baca: Kata Pengamat, Konflik Hanura Rugikan Calon Kepala Daerah yang Diusung dan Didukung Hanura

"Kalau rusunami yang diluncurkan Gubernur Anies itu cicilan minimal Rp 1,5 juta sampai Rp 2,6 juta. Artinya pendapatan minimal Rp 4,5 juta. Sedangkan UMR DKI Rp 3,6 juta. Jadi rusunami DP 0 rupiah itu bukan untuk masyarakat berpenghasilan rendah, tapi kelas menengah," papar Pras.

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan