Minggu, 7 September 2025

254 Organisasi Lintas Negara Dirikan IPA Tolak KTT WTO 2013 di Bali

Sebanyak 254 organisasi massa dan LSM lintas negara bergabung dan mendirikan Indonesia Peoples Alliance (IPA).

http://indonesianpeoplesalliance.wordpress.com/
Indonesia Peoples Alliance 

Laporan Wartawan Tribun Jambi Qomaruddin

TRIBUNNEWS.COM, JAMBI - Sebanyak 254 organisasi massa dan non-government organization (NGO; LSM) lintas negara bergabung dan mendirikan Indonesia Peoples Alliance (IPA).

IPA itu sendiri, didirikan sebagai wadah bagi masyarakat di berbagai belahan dunia untuk menentang skema liberalisasi perdagangan yang dinilai tak menguntungkan rakyat dunia ketiga seperti Indonesia.

Hal tersebut, diungkapkan Direktur Indonesian for National and Democracy Studies (Indies) Jakarta, Ario Adityo. Indies, merupakan lembaga penelitian yang juga tergabung dalam IPA.

"IPA didirikan sebagai respons terhadap agenda internasional WTO. 62 organisasi di tingkat Indonesia sudah tergabung dalam IPA. Sementara dari berbagai negara lain, ada 192 organisasi yang tergabung," kata Ario, Senin (11/11/2013).

Ia mengatakan, IPA terbentuk tidak hanya di kawasan Asia Pasifik, namun di seluruh negara dunia, ada perwakilannya. "Baik organisasi massa atau LSM dari Nepal, Banglades, India, Filipina, sampai Amerika Serikat, ada yang bergabung dalam IPA," imbuhnya.

Sementara di Jambi, IPA pada Senin hari ini menggelar dialog publik di Aula Universitas Batanghari, Jambi.

Dialog publik itu, digelar sebagai respons kritis terhadap Konferensi Tingkat Tinggi ke-IX World Trade Organization (WTO), yang rencananya digelar di Nusa Dua, Bali, Desember 2013.

Koordinator IPA Jambi Ade Ahmad Faudullah mengatakan, WTO merupakan organisasi perdagangan dunia yang sebenarnya bertujuan untuk memonopoli seluruh subsektor perdagangan barang dan jasa untuk kepentingan segelintir negara maju.

"Dalam praktiknya, WTO digunakan menjadi alat negara-negara maju terutama Amerika, untuk membuka hambatan-hambatan perdagangan. Dengan dominasi penetrasi hasil produksi negara maju ke pasar negara berkembang, seperti Indonesia. Intinya, WTO merupakan alat untuk memosisikan negara dunia ketiga menjadi setengah jajahan," katanya.

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan