Mahfud MD Ingatkan PSI Tidak Mengirim Kadernya ke KPK
Mahfud MD mengingatkan kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) tetap konsisten menyuarakan pemberantasan korupsi.
Penulis:
Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor:
Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD mengingatkan kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) tetap konsisten menyuarakan pemberantasan korupsi.
Terlebih, nantinya jika ada kader PSI yang menempati dan terpilih sebagai wakil rakyat di Dewah Perwakilan Rakyat (DPR-RI).
"Partai ini InsyaAllah bisa berhasil membawa wakilnya ke Senayan dan harus bisa memenuhi janji berdasarkan apa yang ditulis dan disampaikan kepada kami," ucap Mahfud MD di Kantor DPP PSI, Jakarta Pusat, Minggu (5/11/2017).
Baca: Ikatan Istri Partai Golkar Gelar Bakti Sosial Dekat Pembuangan Sampah di Jatinegara
Mahfud pun berharap, PSI jangan sampai mengirimkan wakilnya menuju Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Karena Mahfud melihat banyak partai dan berhasil meloloskan wakilnya ke DPR justru terjerat kasus korupsi di KPK.
"Dari PSI mudah-mudahan tidak ada. pasalnya begitu punya wakil di DPR, segera pula mengirim wakilnya ke KPK," ucap Mahfud MD.
Baca: LBH Pers Sebut Meme Setya Novanto Sebagai Bentuk Kritik Bukan Ujaran Kebencian
Selain itu, Mantan Menteri Pertahanan ini pun mengaku sudah hafal diluar kepala kader-kader partai politik yang terjerat KPK.
"Kalau sodara tanya siapa partai ini wakilnya di KPK, saya hafal di luar kepala. partai apa saja. Mudah-mudahan dari PSI tidak ada yang sampai ngirim wakil ke DPR, mengirim wakil juga ke KPK," kata Mahfud.
Mahfud pun memuji proses seleksi uji kompetensi bakal calon anggota legislatif (bacaleg) yang digelar Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Baca: PSI Yakin Dengan Seleksi Terbuka Bisa Lahirkan Kader yang Bersih
Ia yang juga menjadi seorang pansel Bacaleg PSI ini mengatakan kalau model yang digunakan PSI bisa menjadi contoh ke depan.
Menueurtnya selama ini seleksi caleg lebih banyak diwarnai isu nepotisme dan koruptif.
Baca: Giring Nidji Punya Ide Hapus Ujian Nasional Menjadi Ujian Bakat Siswa
"PSI ini teryata melakukan tradisi baru melalui eksperimen yang sangat penting. Kita mulai dari PSI ini bisa melakukan rekrutmen secara terbuka, objektif dan tentu tidak diskriminatif terlihat dari profil calon-calon yang masuk," jelas Mahfud.