Pilkada Serentak
"Nostalgila" Megawati Saat Umumkan Cagub-Cawagub Sumatera Selatan
Karena, menurutnya, orang Palembang kerap menipu orang yang tidak mengerti bahasa Palembang.
Penulis:
Gita Irawan
Editor:
Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarno Putri teringat akan perkenalan pertamanya dengan almarhum suaminya, Taufik Kiemas saat mengumumkan pasangan yang diusung di Pilkada Sumatera Selatan.
Hal itu diungkapkan oleh Megawati dalam pidatonya di acara Pengumuman Enam Cagub dan Cawagub di DPP PDIP Lenteng Agung, Jakarta Selatan pada Minggu (7/1/2018).
Baca: Ini Alasan Rifky Balweel Ijab Kabul Bahasa Arab
"Agak 'nostalgila' sedikit, ketika Pak Taufik bilang mau sama saya. Terus saya bilang "Dia mau sama saya?" saya bilang sama kakak saya, karena kita kan sama-sama GMNI. Saya bilang sama kakak saya.
Megawati menceritakan bahwa ketika masih di Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), almarhum suaminya tersebut telah menyatakan perasaan kepadanya.
Namun Megawati yang ketika itu masih muda sempat meragukan almarhum Taufik yang ketika itu akrab dipanggil "Bule" di kalangan aktivis GMNI.
"Dulu beliau tuh dipanggilnya si bule di kalangan GMNI kita. Terus saya bilang, masa si Bule itu mau sama saya. Apa sih kelebihan dia?" kata Megawati.
Sembari berkelakar, sejak itu ia mengaku mulai belajar bahasa Palembang.
Baca: Ijab Kabul Dalam Bahasa Arab, Rifky Balweel Resmi Nikahi Biby Alraen
Karena, menurutnya, orang Palembang kerap menipu orang yang tidak mengerti bahasa Palembang.
"Saya mulai mikir, katanya wong kito wong kito (sebutan untuk orang Palembang) itu apa ya? Saya kan udah denger. Jadi saya langsung belajar Bahasa Palembang. Kenapa? Orang Palembang itu kalo ndak kita ngerti (bahasanya-red) kita dikota'i. Dikota'i itu suka dibohongi, ditipu, jadi cepet-cepet dong saya belajar," kata Megawati diiringi tawa meriah dan tepuk tangan peserta acara yang kebanyakan kader PDIP.
Ia pun bercerita bahwa dirinya sempat mengatakan kepada Taufik untuk tidak menipunya larena ia sudah bisa bahasa Palembang.
"Jadi saya bilang sama Pak Taufik, awas yo ngota'i aku (audiens tertawa). Jangan nipu saya, saya sudah bisa (bahasa Palembang)," kata Megawati.
Ia pun mengungkapkan bahwa menurutnya dirinya kesulitan menemukan tokoh pemimpin dari Palembang setelah suaminya yang merupakan orang Palembang itu wafat di Singapura pada 8 Juni 2013.
Ia pun menceritakan bahwa dirinya sempat mencari tahu mengapa kini sulit menemukan tokoh dari Palembang.