Candaan Bom, OSO: Jangan Memberikan Warning yang Mengandung Kecurigaan
"Itu karena iseng aja, mahasiswa Papua bilang waktu di periksa tasnya, mungkin cara periksa tasnya itu bertanya,"
Penulis:
Taufik Ismail
Editor:
Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPD Oesman Sapta Odang (OSO) angkat bicara terkait kasus candaan bom di Pontianak, Kalimantan.
Ia mengatakan kasus tersebut disebakan oleh orang yang memiliki sifat jahil.
Baca: Ketua DPR Optimis Pengelolaan Zakat oleh Baznas Berdampak Pengentasan Kemiskinan
"Itu karena iseng aja, mahasiswa Papua bilang waktu di periksa tasnya, mungkin cara periksa tasnya itu bertanya, apa isi itu, bom. Itu spontan aja becanda, tapi bisa jadi benaran jadi inilah kesadaran masyarakat juga dituntut jangan memberikan warning warning yang mengakibatkan kecurigaan," kata OSO di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, (30/5/2018).
Menurut OSO kasus Bom sebaiknya jangan dijadikan bercandaan dan dibesar-besarkan.
Menurutnya aparat sudah kerja keras untuk memberantas paham radikal dan aksi terorisme.
Baca: Aman Abdurrahman sempat Tulis Seruan Mengerikan di Sosmed Sebelum Bom Thamrin, Kini Semua Terbukti
"Dibesarin makin besar radikal itu. kan kita mau memperkecil menghilangkan," katanya.
OSO menyerahkan sepenuhnya kepada aparat penegak hukum untuk memproses pelaku tersebut.
Ia berharap kejadian serupa tidak terulang lagi.
Pelaku candaan bom di pesawat Lion Air di bandara Internasional Supadio, Pontianak, FN, sudah ditetapkan menjadi tersangka.
Baca: Hadapi Mudik Lebaran, PT KAI Siapkan 16 Kereta Tambahan
Mahasiswa lulusan Universitas Tanjungpura asal Papua tersebut dijerat dengan Undang-Undang Penerbangan dan terancam delapan tahun penjara.
FN diduga melontarkan candaan bom di dalam pesawat sehingga membuat penumpang lainnya panik dan berhamburan keluar pesawat melalui pintu darurat pada Senin malam(28/5/2018).