Respons TKN Sikapi Ditangkapnya Pria yang Mengancam Presiden Jokowi
Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf mengapresiasi kinerja Polri berhasil menangkap pria yang mengancam memenggal presiden.
Penulis:
Srihandriatmo Malau
Editor:
Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi)- KH Maruf Amin mengapresiasi kinerja Polri berhasil menangkap HS, pria yang mengancam memenggal Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Kami berharap pihak kepolisian untuk menindaknya sesuai dengan hukum yang berlaku," kata Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Ace Hasan Syadzily kepada Tribunnews.com, Minggu (12/5/2019).
HS, oknum peserta demonstrasi di depan Bawaslu, Jumat (10/5/219) lalu menyampaikan ancaman kekerasan terhadap keselamatan Presiden.
Baca: Buka Puasa Bareng Relawan, Sandiaga Uno Dipanggil Pak Wapres
Hal itu terlihat dalam video yang viral dimana ada seorang pemuda berkopiah hitam dan berbaju coklat selaku peserta aksi berteriak dengan jelas dan lantang mengancam siap memenggal kepala Presiden Jokowi.
Bahkan ancaman tersebut dia sampaikan dengan mimik dan gesture yang serius lewat sebuah niat yang ia janjikan secara terbuka.

Walaupun dia yakin Jokowi akan memaafkan orang tersebut, menurut Ace, penegak hukum harus bertindak untuk memberikan efek jera.
Baca: Alur Peristiwa Kasus Kivlan Zen: Pemberian Surat di Bandara, Cegah Dicabut, Hingga Laporkan Balik
"Harus diberikan hukuman yang sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Langkah ini dilakukan agar siapapun kita tidak boleh mengumbar kebencian yang berlebihan," katanya.
Untuk itu, TKN sangat menyayangkan jika ada orang yang menyampaikan kata-kata yang sangat tidak etis di bulan Ramadan.
Apalagi itu diucapkan orang yang mengaku beragama.
"Dimana letak akhlak mereka sebagai orang yang mengaku beragama tetapi berkata kebencian dan menghalalkan untuk membunuh. Apalagi menggunakan istilah “memenggal kepala” dan disandingkan dengan kata “demi Allah”. Nyata dan jelas sekali bahwa itu kata-kata kebencian," ucap ketua DPP Golkar ini.
Terlepas dari apapun, tegas anggota DPR RI ini, Jokowi adalah Presiden Republik Indonesia.
Sehingga semua pihak harus menghormatinya sebagai simbol negara.
Baca: Kisah Eha Soleha, Penjual Kopi yang Kini jadi Anggota DPRD Paling Muda
Ia pun yakin perilaku seperti itu karena ada pihak-pihak yang selalu memprovokasi dan memanas-manasi pendukungnya untuk tetap bersikap anti-Jokowi secara berlebihan.
"Sebaiknya, siapapun itu termasuk BPN, agar jangan terus memanas-manasi para pendukungnya agar jangan berlebihan dalam merawat militansi pendukungnya dengan kebencian seperti itu," katanya.
Dia berpesan agar menjaga kesucian Ramadan dalam suasana persaudaraan dan kedamaian.