Kamis, 7 Agustus 2025
Tujuan Terkait

Gus Ipul Kunjungi Sekolah Rakyat di Lamongan: Miniatur Pengentasan Kemiskinan Terpadu 

Gus Ipul menegaskan kembali pentingnya Sekolah Rakyat sebagai bagian dari strategi besar pengentasan kemiskinan Presiden Prabowo Subianto.

Editor: Content Writer
Biro Humas Kemensos / Ayub Argyan
SEKOLAH RAKYAT LAMONGAN - Menteri Sosial Saifullah Yusuf dan Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono mengunjungi Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 25 Lamongan di SMKN Maritim Jawa Timur, Senin (5/8/2025). 

TRIBUNNEWS.COM, LAMONGAN — Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) meninjau Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 25 Lamongan bersama Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono. SRMA ini berlokasi di SMK Negeri Maritim Lamongan, Jawa Timur, Selasa (5/8/2025). 

Dalam sambutannya, Gus Ipul menegaskan kembali pentingnya Sekolah Rakyat sebagai bagian dari strategi besar pengentasan kemiskinan Presiden Prabowo Subianto.

“Sekolah Rakyat adalah upaya menghadirkan keadilan bagi keluarga yang belum terbawa dalam proses pembangunan. Ini bagian dari strategi besar Presiden Prabowo untuk menurunkan kemiskinan hingga di bawah 5 persen dan menghapus kemiskinan ekstrem,” ujar Gus Ipul. 

Baca juga: Air Mata Gus Ipul Tumpah untuk Guru dan Para Pengabdi Sekolah Rakyat

Ia melanjutkan, Sekolah Rakyat merupakan miniatur pengentasan kemiskinan terpadu karena pendekatannya yang menyeluruh, terintegrasi, dan berbasis data. Seluruh penerima manfaat Sekolah Rakyat mengacu pada Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) dan secara sistematis disasar melalui berbagai program intervensi sosial. Siswa dan keluarganya tidak hanya mendapatkan akses pendidikan, tetapi juga menerima bantuan sosial lengkap seperti PKH dan bantuan pangan (sembako).

Mereka juga dilibatkan dalam program pemberdayaan sosial ekonomi (PPSE) serta menjadi bagian dari sasaran program pembangunan 3 juta rumah layak huni. Keluarga siswa terhubung dengan koperasi desa Merah Putih (KopDes), bahkan mulai menghasilkan produk dari hasil pemberdayaan seperti makanan olahan, kerajinan, dan produk UMKM lainnya.

Dalam aspek kesehatan dan gizi, mereka juga memperoleh layanan Cek Kesehatan Gratis (CKG) dan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Untuk menjamin keberlanjutan, seluruh siswa dan keluarganya juga telah terdaftar dalam jaminan kesehatan Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI-JK).

Gus Ipul menutup sambutannya dengan menegaskan tiga prinsip utama Sekolah Rakyat. Yaitu, Memuliakan wong cilik; Menjangkau yang belum terjangkau; dan Memungkinkan yang tidak mungkin.

Kehadiran Sekolah Rakyat pun terlihat disambut antusias oleh masyarakat Lamongan. Dengan total kuota 75 siswa SRMA 25 Lamongan penuh terisi, para siswa berasal dari 25 kecamatan di Lamongan. Mereka dibina oleh 18 guru, 5 wali asuh, dan 1 wali asrama putra. 

Baca juga: Bukan Program Seumur Hidup, Gus Ipul Tegaskan Evaluasi Bansos 5 Tahun Sekali

Tak hanya secara kuantitatif, manfaat Sekolah Rakyat juga sudah dirasakan. Salah satu siswa, Muhammad Aldi (14), menceritakan saat ini dirinya mulai belajar membaca.

"Alhamdulillah, siswa kami Aldi selama dua minggu di sini sudah bisa membaca meski belum sempurna. Kami bersyukur melihat progres mereka yang luar biasa,” ujar Kepala sekolah SRMA 25 Lamongan Anis Alminatuf. Dia pun mengucap syukur atas kemajuan para siswa.

Manfaat Sekolah Rakyat juga diakui oleh orangtua siswa. Pipit, ibu dari siswi Syafa Gading Wiguna yang tinggal di Dusun Telatah, mengaku sangat bersyukur atas adanya program Sekolah Rakyat.

“Saya hanya ibu rumah tangga yang membantu suami berjualan pentol keliling. Jangankan bercita-cita, bermimpi saja tidak berani. Dulu sekolah itu mewah, hanya untuk orang-orang berdompet tebal. Tapi sekarang, kami berani bermimpi,” tuturnya.

Sementara Munanzah, pendamping PKH, memastikan bahwa seluruh proses seleksi siswa dilakukan berbasis data dan verifikasi lapangan.

“Ibu ini penerima PKH dan BPNT. Masuk DTSEN desil 1. Setelah saya cek, kondisinya sesuai dengan kriteria,” ungkapnya.

Dewi Mustika Oktasari, orang tua siswa lainnya, menegaskan bahwa bantuan sosial bukan untuk dinikmati pasif, tapi untuk diolah menjadi peluang usaha.

Halaman
12

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan