Minggu, 28 September 2025

Pilpres 2019

TKN Temukan 4 Kejanggalan Data Kecurangan Pemilu Versi BPN

Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf temukan empat kejanggalan data kecurangan Pemilu versi Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi.

KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG
Suasana penghitungan suara yang dilakukan relawan Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf di Jakarta, Senin (29/4/2019) 

Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Maruf Amin temukan empat kejanggalan data kecurangan Pemilu versi Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf mengungkapkan temuan-temuan mereka soal kejanggalan data kecurangan pemilu versi Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga.

Data kecurangan tersebut sempat diumumkan BPN pada acara 'Mengungkap Fakta-Fakta Kecurangan Pilpres 2019' di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.

Juru bicara TKN Jokowi-Maruf, Arya Sinulingga menyampaikan beberapa temuan itu dalam konferensi pers di Posko Cemara, Menteng, Kamis (16/5/2019).

Mulai dari kejanggalan atas perolehan suara, tuduhan penggelembungan suara, hingga soal tempat pemungutan suara (TPS) siluman.

Baca: BPN Sebut TKN Aneh karena Hanya Komentari Kecurangan Pemilu di Satu Desa

1. Data real count BPN yang lambat

Arya menyindir presentase perolehan suara yang diklaim BPN sebagai hasil terbaru dari real count mereka.

Dalam acara itu, BPN mengumumkan pasangan Prabowo-Sandiaga memperoleh suara sebesar 54,24 persen dengan status data yang masuk sebanyak 54,91 persen.

Padahal, satu bulan sebelumnya, tepatnya pada Rabu (17/4/2019), Prabowo menyatakan menang dengan perolehan suara 62 persen.

Hasil itu diperoleh dari penghitungan di 320.000 TPS dan sekitar 40 persen data yang masuk saat itu.

"Kami cukup takjub juga dengan data yang disampaikan. Hari pertama mereka mencapai 40 persen data. Sekarang hampir sebulan, tambah datanya cuma 10 persen. Data mereka berarti stagnan juga ya," ujar Arya.

Arya mengatakan BPN mampu mengumpulkan 40 persen data dalam satu hari sekaligus.

Namun, dia heran BPN hanya bisa menambah 14 persen data saja dalam waktu satu bulan.

Selain itu, hasil real count juga bertolak belakang dengan Situng Komisi Pemilihan Umum (KPU) saat data masuk berada pada posisi 50 persen.

Arya pun menduga klaim kemenangan 54 persen itu berdasarkan rekapitulasi "cherry picking".

Baca: TKN: BPN Melakukan Gerakan Berkelit dan Cari-cari Alasan

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan