Pilpres 2019
TKN Temukan 4 Kejanggalan Data Kecurangan Pemilu Versi BPN
Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf temukan empat kejanggalan data kecurangan Pemilu versi Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi.
Editor:
Pravitri Retno W
Maksudnya, BPN hanya memasukan data dari TPS-TPS yang dimenangkan Prabowo-Sandiaga saja.
"Misalnya di kabupaten yang mereka menangkan, akhirnya dimasukkan ke (sistem).Tapi kabupaten yang belum menang, mereka keluarkan dulu," kata dia.
2. Hasil real count yang tidak 100 persen
Arya menampilkan beberapa materi presentasi BPN yang berisi data-data kecurangan versi kubu 02.
Potongan materi yang didapatkan itu kemudian ditelisik oleh TKN dan diperiksa kebenarannya.
Hasilnya, kata Arya, banyak kejanggalan. Kejanggalan pertama ada pada data perkembangan real count BPN dari mulai April sampai Mei.
Di sana tertulis pada 25 April, pasangan Jokowi-Maruf mendapat 41,46 persen suara sedangkan pasangan Prabowo-Sandiaga mendapat 56,79 persen suara.
"Itu kalau dijumlahkan tidak ada 100 persen loh," kata Arya.
Anehnya, kata dia, presentase perolehan suara pada 3 hari berikutnya yaitu 28 April benar 100 persen.
Sampai akhirnya perubahan data terjadi lagi pada 10 Mei 2019.
Baca: TKN Minta BPN Prabowo-Sandaiga Kubur Usulan TPF Pilpres Jika Malu-malu Buka Data
Pada hari itu, real count BPN mencatat suara Jokowi-Maruf sebanyak 41,00 persen dan Prabowo-Sandiaga 57,29 persen.
Arya mengatakan jumlah perolehan suara keduanya tidak 100 persen seperti hasil real count pada umumnya.
"Ini datanya semakin diperiksa semakin lucu-lucu," kata dia.
3. Tuduhan penggelembungan suara di Jawa Timur
Data kecurangan lain yang juga ditelisik TKN adalah soal tuduhan penggelembungan suara.