Kamis, 4 September 2025

Peneliti Budaya Bugis-Makassar: Uang Panai Sering Berujung Silarian

budaya uang panai (mahar) di Kebudayaan Bugis-Makassar sering berujung silarian (kawin lari) karena tak adanya restu.

Editor: Sugiyarto
net
Risnawati, wanita yang datang ke pernikahan mantan pacarnya sambil menangis 

Laporan Wartawan Tribun Timur, Muh Hasim Arfah

TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR- Peneliti Budaya Bugis-Makassar, Drs Andi Ahmad Saransi mengungkapkan budaya uang panai (mahar) di Kebudayaan Bugis-Makassar sering berujung silarian (kawin lari) karena tak adanya restu.

“Memang pada zaman dulu seseorang ditolak karena bukan bangsawan dan keluarga parakang (manusia jadian-jadian), tapi dengan berkembangnya zaman uang panai itu bisa diakali dengan cara bugus Irita mEnrE' tenrita no (diliat naik tidak dilihat turun)," ungkapmya Rabu (30/10)..

Maksudnya, lanjut Ahmad, uang belanja disaksikan dibawa ,tapi tidak dilihat dibelanjakan.

"Bisa saja uang lelaki tak cukup ditambahkan oleh mempelai perempuan, jika ingin menyatukan kedua calon mempelai,” katanya Kabid Pembinaan dan Layanan Informasi Kearsipan Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Prov Sulsel ini.

Ahmad pun mengungkap biasanya jika seseorang tak diterima dengan alasan uang panai itu biasanya jalan untuk tidak menerima pelamar.

“Banyak kasus yang terjadi dengan menolak lamaran dengan cara memasang panai yang tinggi, sehingga banyak kasus silarian terjadi,” katanya. (*)

Sumber: Tribun Timur
Tags
Makassar
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan