Senin, 24 November 2025

Laila Menyusul Tari dan Yuni: Mengapa Anak Gajah Sumatera Terus Mati di Riau?

Laila mati terjadi usai tim medis Balai Besar Konservasi dan Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau berupaya melakukan penanganan intensif karena gejala sakit

Editor: willy Widianto
Instagram @btn_tessonilo.
ANAK GAJAH MATI - Kolase foto Anak Gajah Sumatera bernama Kalistha Lestari atau yang lebih dikenal dengan sapaan Tari mati pada Rabu, 10 September 2025 sekira pukul 08.00 WIB di Taman Nasional Tesso Nilo, Provinsi Riau. 

Ringkasan Berita:
  • Tiga kasus beruntun ini menambah kekhawatiran publik mengenai kondisi kesehatan populasi gajah Sumatera yang kian terancam.
  • Pada malam 21 November, tidak ada tanda bahaya. Laila masih menyusu dan bergerak seperti biasanya.
  • Dua hari sebelum kematiannya, Laila tampak kurang aktif, meski masih makan dan minum seperti biasa.

 

 

TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Kematian anak gajah Sumatera bernama Laila menambah daftar panjang kasus serupa di Provinsi Riau. Diketahui, anak gajah betina berusia 1 tahun 7 bulan tersebut merupakan hasil konservasi dari induk bernama Puja dan jantan bernama Sarma, lahir pada 6 April 2024.

Baca juga: Sebelum Mati Anak Gajah Sumatera Bernama Laila Sempat Menjerit Tengah Malam

Sebelum Laila, Riau juga kehilangan anak gajah bernama Tari beberapa bulan sebelumnya.

Anak gajah betina Tari ditemukan mati mendadak di Taman Nasional Tesso Nillo (TNTN), Pelalawan, Riau, pada Rabu pagi, 10 September 2025. 

Anak gajah itu sebelumnya dikenal sebagai ikon konservasi dan simbol harapan pelestarian gajah Sumatera di Riau.

Hewan itu mati di Camp Elephants Flying Squad, TNTN, Lubuk Kembang Bunga, Pelalawan, saat berusia 2 tahun.

Pada 21 April 2025, seekor anak gajah bernama Yuni juga mati pada usia tiga bulan. Yuni ditemukan warga di Desa Gunung Mulia, Kecamatan Gunung Sahilan, Kabupaten Kampar, Riau pada 10 Maret 2025, setelah terpisah dari induknya.

Kematian Laila

Kematian Laila terjadi setelah tim medis Balai Besar Konservasi dan Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, berupaya melakukan penanganan intensif menyusul gejala sakit yang teramati sejak dua hari sebelumnya.

Kepala BBKSDA Riau Supartono mengatakan, mulanya pada tanggal 20 November 2025, anak gajah Laila terlihat kurang aktif dari biasanya, meskipun nafsu makan dan minumnya masih baik. 

“Berdasarkan informasi tersebut, kami langsung menurunkan tenaga medis untuk melakukan pemeriksaan,” katanya.

Lanjut dia, hasil pemeriksaan awal oleh tim medis yang terdiri dari dokter hewan dan mahout menunjukkan bahwa suhu tubuh Laila masih normal.

Tim kemudian memberikan cairan infus, obat-obatan, serta melakukan pemantauan ketat setiap dua jam.

Baca juga: Dukung Konservasi Gajah Sumatera, Pertamina Patra Niaga Sediakan Kebun Pakan Seluas 1 Hektare

Supartono bilang, pemantauan keesokannya, pada 21 November 2025, kondisi anak gajah Laila masih terbilang baik.

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved