Tsunami di Banten dan Lampung
Slamet: Saya Dengar Suara Minta Tolong Sampai Lama-lama Hilang di Tengah Laut
Slamet merupakan salah satu korban yang berhasil menyelamatkan diri saat air laut menyapu dan membawanya ke tengah laut.
TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Masih terbayang dalam ingatan Slamet Purwanto (48), karyawan PT PLN yang tergulung ombak Tsunami Selat Sunda pada Sabtu (22/12/2018) malam.
Slamet merupakan salah satu korban yang berhasil menyelamatkan diri saat air laut menyapu dan membawanya ke tengah laut.
Baca: Tya, Finalis Abnon yang Jadi Korban Tsunami Tanjung Lesung Sempat Berbagi Foto Sunset
Ia bercerita bagaimana dirinya terseret air laut kurang lebih sejauh 1 kilometer dari bibir pantai Tanjung Lesung, Pandeglang, Banten.
"Saya jaraknya 10 meter dari panggung, pas saya mau menghindar, tahu-tahu saya sudah tidak sadarkan diri. Pingsan aja. Tiba-tiba saya sudah di tengah laut sekitar 1 km kebawa ke laut," kata Slamet Purwanto saat di temui di RS Puri Cinere, Depok, Jawa Barat, Senin (24/12/2018).
Baca: Cerita Slamet Mendengar Bisikan Anaknya Ayah, Bangun Yah saat Digulung Tsunami
Saat terseret air laut, Slamet mengaku tak sadarkan diri. Namun, bisikan suara anaknya tiba-tiba terdengar. Seketika, dirinya terbangun dan sadarkan diri.
"Saya sudah tidak sadar, tiba-tiba saya dalam laut di dalam air, dari situ saya denger suara suara anak saya, 'yah bangun yah, bangun yah', saya punya anak 3 tahun," ucapnya.
Saat kondisi itu, Slamet berusaha untuk mencapai permukaan air laut.
"Setelah itu saya langsung sadar dan saya bernafas, setelah saya bernafas teryata bukan udara yg saya hirup, tapi air laut itu sudah minum banyak saya itu, terus berusaha untuk sampai atas permukaan untuk menghirup udara, setelah sampai atas saya lihat ada kayu balok sekitar 3 meteran, itu saya jadikan pelampung," ungkap Slamet.
Saat meraih kayu balok itu, Ia mengaku tidak bisa melihat di sekelilingnya. Yang dirasakannya hanya hanya angin kencang dan ombak yang masih besar.
Namun, ia sempat melihat jenazah yang mengapung. "Samping saya itu ada mayat, tidak tahu perempuan atau laki-laki," jelasnya.
Slamet juga menceritakan bagaimana kondisi mencekam saat berada di tengah laut itu. Sejumlah orang terdengar teriak minta tolong.
Suara minta tolong itu, kata Slamet, perlahan menghilang dari kegelapan.
"Di sekeliling saya banyak minta tolong-tolong trus hilang, tinggal suara minta tolong satu orang saja," kata Slamet.
Ia lalu menolong salah satu perempuan yang merupakan panitia acara gathering PT PLN bernama Vira.
Bermodal kayu balok dan sedikit berenang, Slamet menyodorkan balok itu ke Vira dan berenang ke tepi pantai.