Minum Tumpahan Solar dan Air Laut, 2 ABK KM Selat Meranti yang Tenggelam di Anambas Dirawat
Kepala Pos Basarnas Anambas, Dwianto Bima Satria memastikan tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan laut tersebut
Laporan Wartawan Tribun Batam Novenri Halomoan Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, ANAMBAS – Kapal Motor (KM) Selat Meranti tenggelam di perairan Mentalak, Kecamatan Siantan Timur, Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Selasa (7/10/2025) dini hari sekitar pukul 04.00 WIB.
Kapal pengangkut ikan ini bertolak dari Tarempa menuju Kalimantan membawa sekitar 200 fiber berisi ikan basah.
Kepala Pos Basarnas Anambas, Dwianto Bima Satria memastikan tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan laut tersebut.
“Lima awak kapal berhasil diselamatkan, termasuk nakhoda dan empat ABK. Evakuasi berjalan aman dan lancar,” katanya kepada Tribunbatam, Selasa (7/10/2025).
Dwianto menambahkan, Kelima awak kapal berhasil bertahan hidup setelah mengapung hampir empat jam di laut sebelum dievakuasi oleh tim gabungan Basarnas, Satpolairud, dan kapal nelayan yang melintas.
Namun, dua ABK harus dibawa ke RSUD Tarempa untuk mendapatkan perawatan medis karena terminum tumpahan solar dan air laut.
Baca juga: Ramai 4 Pulau di Anambas Dijual Online, Puan Maharani Minta Pemerintah Evaluasi Pengelolaan Pulau
“Ya, ada dua ABK masih dirawat di dalam. Mereka terminum tumpahan solar dan air laut,” kata nakhoda kapal, Sobirin.
Menurut Sobirin, kondisi kedua rekannya tidak serius dan hanya mengalami mual.
“Mudah-mudahan tidak lama. Hanya perutnya tidak enak,” ujarnya. Ia juga mengaku bersyukur seluruh awak kapal dapat selamat tanpa cedera berat.
Pihak RSUD Tarempa memastikan kedua awak kapal yang sempat mendapatkan penanganan medis, masing-masing bernama Irwanto dan Rizki, kini telah diperbolehkan pulang.
“Sudah pulang tadi, tidak dirawat. Tadi mau persiapan rontgen dan infus, tapi mereka sudah tidak ada lagi di ruang perawatan,” ungkap salah satu tenaga kesehatan rumah sakit.
Basarnas menambahkan, kapal Selat Meranti sempat berusaha ditarik dari lokasi kejadian, namun sebagian besar muatan fiber ikan tidak dapat diselamatkan.
Dugaan awal penyebab tenggelamnya kapal adalah oleng akibat kelebihan muatan atau kemasukan air.
“Cuaca aman, laut juga tenang. Tapi kapal oleng, mungkin karena faktor muatan,” kata Dwianto.
Peristiwa ini menjadi pengingat penting bagi para pelaut dan pemilik kapal untuk selalu memastikan kondisi kapal, muatan, serta kesiapan awak sebelum berlayar, terutama di jalur antarpulau yang cukup jauh seperti Tarempa–Kalimantan.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunBatam.id dengan judul Breaking News, Kapal Angkut 200 Fiber Ikan Tujuan Kalimantan Tenggelam di Perairan Anambas
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.