10 Poin Penting Penjelasan Fadli Zon soal Puisi Doa yang Ditukar
Sepuluh Poin Penting Penjelasan Fadli Zon soal Puisi Doa yang Ditukar, Sebut Dirinya Difitnah
Penulis:
Umar Agus W
Editor:
Pravitri Retno W
10 Poin Penting Penjelasan Fadli Zon soal Puisi Doa yang Ditukar
TRIBUNNEWS.COM - Belum rampung soal polemik puisi Doa Yang Ditukar, kini Fadli Zon membuat klarifikasi.
Melalui akun resmi Twitternya, pada Minggu (17/2/2019), Fadli Zon memberikan penjelasan agar tak terus digoreng oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab.
Fadli Zon juga menjelaskan dirinya telah difitnah, disebut menyerang KH Maimoen Zubair melalui puisi Doa yang Ditukar.
"Ini penjelasan tertulis sy untuk puisi “Doa yang Ditukar”, agar tdk terus digoreng oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab untuk menyebarkan fitnah dan memanipulasi informasi. #doayangditukar"
Dalam penjelasannya tersebut terdapat sepuluh poin penting klarifikasi puisi yang berjudul Doa yang Tertukar.
Baca: Tanggapi Rumor Ahok Bakal Gantikan Maruf Amin, Andi Arief Singgung Gus Dur yang Dikudeta Megawati
Berikut ini sepuluh poin penting klarifikasi Fadli Zon soal puisi Doa yang Ditukar.

Saya sangat menghormati K.H. Maimoen Zubair, baik sebagai ulama, maupun sebagai pribadi yang santun dan ramah. beberapa kali saya bertemu dengan beliau.
Beberapa di antaranya kebetulan bahkan bertemu di tanah suci Mekah, di pesantren Syekh Ahmad bin Muhammad Alawy Al Maliki, di Rusaifah.
#2
Di tengah pembelahan dikotomis akibat situasi perpolitikan di tanah air, saya selalu berpandangan agar penilaian kita terhadap para ulama sebaiknya tidak dipengaruhi oleh penilaian atas referensi poltik mereka.
Hormati para ulama sama seperti halnya kita menghormati para guru atau orang tua kita.
Baca: 4 Fakta Kabar Ahok Gantikan Maruf Amin, Kronologi Hingga Respon Jokowi & TKN yang Laporkan Media
#3
Justru karena saya sangat menghormati K.H. Maimoen Zubair, saya tidak rela melihat beliau diperlakukan tidak pantas hanay demi memuluskan ambisi politik seseorang ataupun sejumlah orang.
Inilah yang telah mendorong sya menulis puisi tersebut.