Tarif Masuk ke Pulau Komodo Naik, Pekerja Wisata dan Masyarakat di Labuan Bajo Mogok Sebulan
Belasan pekerja wisata di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, ditangkap polisi saat mereka sedang melakukan sosialisasi pemogokan…
Selain itu, Dino mengatakan alasan pemerintah Nusa Tenggara Timur mengenai perlunya konservasi terhadap Taman Nasional Komodo dirasakan tidak masuk akal.
"Juga penerapannya tidak konsisten. Yang masuk dalam tarif baru adalah tempat-tempat kunjungan utama seperti Pulau Komodo, Pulau Padar dan tempat-tempat utama lain yang bagus untuk lokasi foto, sementara untuk Pulau Rinca tidak."
Gubernur NTT, Viktor Laiskodat, mengatakan kepada media lokal bahwa tarif dinaikkan untuk menjaga keberlangsungan habitat komodo.
Ia mengatakan, binatang tersebut menjadi bisa menjadi jinak karena terus diberi makanan.
Sementara itu, menurut Dino, jika banyak warga yang kehilangan mata pencaharian dari sektor pariwisata, dampaknya akan mengakibatkan ancaman pada konservasi laut seperti di masa lalu saat mereka masih berprofesi sebagai pelaut.
"Dalam melakukan kegiatan, mereka memberi banyak tekanan ke laut dan itu membahayakan konservasi laut,' katanya kepada Sastra Wijaya dari ABC Indonesia.
"Harus dipahami konservasi laut dan konservasi darat harus menjadi satu kesatuan. Kerusakan salah satunya bisa mengganggu yang lain."
Penduduk yang dulunya bermata pencaharian melaut, kemudian beralih profesi dan melirik sektor pariwisata setelah dicanangkannya program mata pencaharian alternatif.
"Sampai sekarang 96 persen warga di sini bergantung pada pariwisata. Orang jadi makmur sejahtera, konservasi aman, dan laut jadi tidak dalam tekanan.
Doni juga menurutkan, penerapan tarif yang baru akan sangat sangat membatasi pengunjung yang ingin masuk ke dalam taman nasional .
"Kalau itu terjadi, [pengunjung akan makin sedikit] dan warga tidak punya pilihan lain selain kembali menjadi nelayan."
Gubernur Viktor Laiskodat mengatakan kenaikan tarif tersebut akan tetap diterapkan meski diterpa pemogokan sebagian besar warga.
"Kami mengakui bahwa kami tidak memberikan penjelasan memadai mengenai kenaikan tarif sebelumnya.
"Kami akan memberitahu masyarakat sambil juga memantau dan mengevaluasi keadaan," katanya kepada wartawan hari Senin.
Kerugian hampir Rp1 triliun
Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maluna Yusran mengatakan dampak dari kenaikan tarif itu akan mulai dirasakan dalam beberapa hari mendatang.