PT Arun Gandeng AISKI Kembangkan Industri Sabut Kelapa
PT Arun LNG sepakat menggandeng Asosiasi Industri Sabut Kelapa Indonesia (AISKI) untuk mengembangkan industri pengolahan sabut
Editor:
Anwar Sadat Guna
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT Arun LNG sepakat menggandeng Asosiasi Industri Sabut Kelapa Indonesia (AISKI) untuk mengembangkan industri pengolahan sabut kelapa di Provinsi Aceh.
Kesepakatan tersebut diputuskan dalam sebuah pertemuan antara Presiden Direktur PT Arun LNG, Iqbal Hasan Saleh dengan Ketua Umum AISKI, Efli Ramli di Wisma Nusantara, Jakarta.
“Alhamdulillah, AISKI dan PT Arun LNG sepakat untuk mengembangkan industri pengolahan sabut kelapa di Aceh. Kalau tidak ada halangan, penandatanganan nota kesepahaman dilakukan minggu depan (pekan ini) di Jakarta,” ungkap Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan AISKI, Ady Indra Pawennari dalam keterangan persnya di Jakarta, Sabtu (22/9/2012).
Menurut dia, program kerjasama pengembangan industri sabut kelapa di Aceh antara AISKI dengan PT Arun merupakan salah satu bentuk kepedulian asosiasi dan perusahaan terhadap potensi daerah, khususnya sabut kelapa yang belum banyak dimanfaatkan sebagai komoditas bernilai ekonomi.
“Pembiayaan atas kerjasama tersebut sepenuhnya ditanggung oleh PT Arun LNG melalui pos anggaran Corporate Social Responsibility (CSR). Sedangkan AISKI sebagai penyokong teknologinya, mulai dari pemilihan lahan, penyiapan mesin, pelatihan, produksi, hingga pemasaran,” jelas Ady yang juga merangkap sebagai Ketua AISKI Riau ini.
Perusahaan penghasil gas alam cair terbesar di Indonesia ini, menurut Ady, juga berkomitmen untuk mengembangkan pengolahan sabut kelapa ini hingga ke industri hilirnya.
Sehingga produk yang dihasilkan dari pengolahan sabut kelapa, yakni serat sabut kelapa (coco fiber) dan serbuk sabut kelapa (coco peat) tidak lagi diekspor dalam kondisi mentah, tapi sudah diolah dalam bentuk produk jadi yang dapat meningkatkan nilai tambahnya.
“Untuk tahap awal, lokasi pembangunan pabrik pengolahan sabut kelapa ini disepakati di Lhokseumawe, Aceh Utara. Jadi, pabrik sabut kelapa ini tidak hanya dirancang untuk menghasilkan coco fiber dan coco peat, tapi sudah menghasilkan produk jadi. Seperti, plywood komposit, matras, jok mobil, tali, jaring, coco peat block, dan lain-lain,” kata Ady.
Berdasarkan catatan AISKI, Provinsi Aceh berada pada peringkat ke-15 penghasil buah kelapa terbesar di Indonesia.
Dengan luas areal kebun kelapa 105.757 hektar, Aceh menghasilkan buah kelapa sekitar 1 miliar butir per tahun. Namun, hasil samping dari perdagangan buah kelapa di Aceh, seperti sabut kelapa belum banyak dimanfaatkan masyarakat sebagai sumber penghasilan tambahan.
BACA JUGA: