Sabtu, 13 September 2025

XL Cari Utang Untuk Akuisisi Axis

Targetnya, transaksi pembelian Axis tuntas 31 Maret 2014. Tapi, EXCL masih harus meminta restu ke pemegang saham dan pemerintah.

Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Niat PT XL Axiata Tbk (EXCL) mengambil alih PT Axis Telekom Indonesia segera terwujud. EXCL akan membeli 95 persen saham Axis milik Teleglobal Investment B.V., anak usaha Saudi Telecom Company (STC).

XL Axiata, Teleglobal, dan STC telah meneken perjanjian jual beli saham bersyarat Kamis (26/9/2013). Para pihak sepakat, harga 100 persen saham Axis dipatok 865 juta dollar AS.

Artinya, EXCL harus merogoh kocek sebesar 821,75  juta dolarAS atau setara Rp 9,45 triliun (kurs 1 dollar AS=Rp 11.500) untuk memboyong 95 persen saham Axis. Perlu dicatat, nilai pembelian itu memakai asumsi Axis bersih dari utang dan kasnya bernilai nol alias cash free and debt free.

Menilik posisi kas dan setara kas EXCL yang hingga Juni 2013 tercatat hanya Rp 1,90 triliun, jelas emiten ini tak bisa membayar akuisisi itu dengan dana sendiri. Maka itu, Hasnul Suhaimi, Direktur Utama EXCL, bilang, EXCL sedang menyiapkan skema pendanaan transaksi ini. Kemungkinan, dana berasal dari utang induk usaha EXCL, yakni Axiata Investments Sdn. Bhd dan pinjaman lembaga keuangan. "Sepertinya, kombinasi loan Axiata dan institusi lain," ujarnya, kemarin.

Axiata sendiri kini tengah mencari dana 500 juta dollar AS melalui penjualan saham perdana alias initial public offering (IPO) digelar di Kuala Lumpur, Malaysia. Kemungkinan, kelak, sebagian dana IPO itu untuk membiayai transaksi pembelian Axis.

Targetnya, transaksi pembelian Axis tuntas 31 Maret 2014. Tapi, EXCL masih harus meminta restu ke pemegang saham dan pemerintah.

Arandi Nugraha, analis Batavia Prosperindo Sekuritas menilai, dari sisi bisnis, konsolidasi kedua operator seluler tersebut jelas menguntungkan EXCL. Sebab, selama ini EXCL terkendala kapasitas dan sinyal frekuensi yang lemah. Nah, setelah mengakuisisi Axis, spektrum frekuensi EXCL bisa melebar menjadi 22,5 MHz di pita 1.800 Mhz, serta menjadi 25 MHz di pita 2.100 Mhz.

Akhir Juni lalu, kewajiban EXCL mencapai Rp 23,49 triliun dengan ekuitas Rp 14,94 triliun. Dus, debt to equity ratio (DER) EXCL tercatat 1,57 kali. Bila pembelian Axis dibiayai dengan utang Rp 9,45 triliun, DER EXCL bakal melejit menjadi 2,20 kali.

Dalam jangka pendek, Arandi merekomendasikan hold untuk saham EXCL. Sementara, berdasarkan konsensus yang dicatat oleh Bloomberg, para analis menetapkan target harga saham EXCL ada di level Rp 5.883 per saham. Kemarin (26/9), harga EXCL menguat 4,17 persen menjadi Rp 4.375 per saham. (Narita Indrastiti)

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan