Kamis, 7 Agustus 2025

Borneo Pasifik Siap Suplai 2 Juta Ton Batubara ke PLN Pasca Akusisi 3 IUP

CEO PT Borneo Pasifik Global Rendy Halim mengatakan, pasokan batu bara untuk PLN tersebut akan dimulai Januari 2018 sampai tahun 2029 mendatang.

Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS/SYAHRIZAL SIDIK
Head of Sales BPG, David Tjie (kiri), CEO Rendy Halim (tengah), dan Atase Perdagangan KBRI Beijing, Dandy S. Iswara (kanan) memaparkan kondisi bisnis dunia pertambangan di Indonesia dalam Forum Meeting antara BPG, KBRI dan investor. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Syahrizal Sidik

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perusahaan trading batu bara Borneo Pasifik Global (BPG) menargetkan akan mengakuisi tiga izin usaha pertambangan (IUP) di Kalimantan Selatan untuk memenuhi pasokan batu bara sebanyak 2 juta ton per tahun ke PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Aksi korporasi tersebut akan membutuhkan belanja modal atau capex sebesar 50 juta dolar AS.

CEO PT Borneo Pasifik Global Rendy Halim mengatakan, pasokan batu bara untuk PLN tersebut akan dimulai Januari 2018 sampai tahun 2029 mendatang.

"Untuk pasar domestik kami suplai ke PLN sebesar 2 juta ton per tahunnya, di pasar global total ekspor kami 60-65 persen ke Tiongkok," ujar Rendy Halim saat ditemui di Jakarta, Selasa (21/11/2017).

Oleh karena itu, untuk menambah produksi batu bara yang naik dua kali lipat tersebut, perseroan mengakuisi tiga IUP yang berlokasi di Kalimantan.

"Tiga IUP tersebut sudah produksi dengan cadangan sekitar 30 juta ton," tambah Rendy.

Baca: Pertamina Minta Pemerintah Naikkan Harga BBM

Baca: Apple Digosipkan Akan Luncurkan iPhone Anyar dengan Harga Lebih Miring

Nantinya, pasokan batubara sebanyak dua juta ton itu akan disebar ke enam pembangkit milik PLN yang berada di Sumatera.

Siap Dominasi Pasar Global

Belum lama ini, BPG juga mengiktui ajang perhelatan coal expo bertajuk "The 17th China Coal and Mining Expo (CCME)" pada akhir Oktober, ini sebagai aksi korporasi memperluas lagi pasanya di Negeri Tirai Bambu tersebut.

"Tiongkok saat ini masih membutuhkan batubara dengan kalori 4.200 kkal per kg sebagai campuran batubara untuk mengurangi sulfur di sana," imbuhnya.

Sebagai gambaran, bisnis batubara BPG di 2014 lalu, penjualannya baru 40.000 ton, tahun 2015 sebesar 396.000 ton, dan 2016 sebesar 1,4 juta ton.

Perseoan menargertkan di tahun 2017 bisa 2 juta ton dan 2018 bisa 4 juta ton yang akan diekspor ke Tiongkok, India, Korea Selatan dan juga Filipina.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan