Rabu, 13 Agustus 2025

Virus Corona

Harga-harga Sembako Cenderung Melonjak karena Pandemi Corona, Termasuk Gula

Impor gula kristal putih dengan kuota 50 ribu ton diberikan ke RNI dan 50 ribu ton ke Perusahaan Perdagangan Indonesia.

Editor: Choirul Arifin
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso bersama Kepala Bulog Divre Jabar Benhur Ngkaimi meninjau stok beras di Gudang Bulog Gedebage, Jalan Gedebage Selatan, Kota Bandung, Selasa (3/3/2020). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso mengakui harga sembako mengalami kenaikan dampak dari virus corona (Covid-19). Hal itu disampaikan dalam RDP dengan Komisi VI DPR RI yang dilakukan secara virtual, Senin (20/4/2020).

"Harga sembako cenderung naik di level produsen maupun konsumen," kata Buwas, sapaannya.

Menurut Buwas, kenaikan harga komoditas pangan itu disebabkan oleh biaya kerja serta logistik yang juga turut terkerek.

"Pengadaan pangan ini akhirnya terjun langsung ke petani sehingga adanya peningkatan biaya kerja dan angkutan," tuturnya.

Buwas juga mencontoh pengadaan daging juga mengalami hambatan akibat negara importir yang mengalami lockdown.

"Komoditas daging terhambat keputusan lockdown negara asli supplier," tuturnya.

Di sisi lain, Buwas menuturkan penjualan distributor menurun akibat adanya kenaikan biaya angkutan dan tenaga kerja.

Namun demikian, penjualan di ritel justru cenderung meningkat untuk paket bantuan sosial dari pemerintah, institusi, BUMN ataupun individu.

"Justru kami melihat peningkatan penjualan terjadi di ritel," ucapnya.

Buwas juga merevisi target serapan beras tahun ini dari 950 ton menjadi tidak terhingga. Koreksi ini dilakukan sebagai langkah kesiapan menghadapi krisis pangan akibat pandemi Covid-19.

"Targetnya menjadi tidak terhingga, kami akan serap sebanyak-banyaknya. apalagi kita akan menghadapi panen raya. Bulog menjamin ketersedian stok beras dalam rangka menjaga CBP (cadangan beras pemerintah)," ujarnya.

Dia mengatakan, Bulog sudah melakukan pemetaan terhadap 10 wilayah yang berpotensi memasuki musim panen raya di akhir April ini.

"April, Mei, Juni jadi sudah ada 10 wilayah yang akan produksi panen gabah. Dan ini akan kami serap, sudah kami mulai hari ini. Kami melibatkan dari tim serap gabah dibantu koramil," kata dia.

Buwas menyadari kelangkaan pangan bisa terjadi di saat kondisi wabah global ini masih berlangsung, karenanya Bulog menyiapkan ketersedian stok aman terutama menjelang ramadan dan Idul Fitri.

"Penyerapan kami sebanyak-banyaknya tidak dibatasi. Kami turun langsung ke lapangan menyerap membeli. Kecuali ada beberapa tempat yang kualitasnya jelek karena serangan hama, yang bagus kami beli," tuturnya.

Halaman
123
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan