Sabtu, 6 September 2025

Virus Corona

Investasi Mikro Berkelanjutan, Pilihan Baru Pertahankan Usaha di Tengah Pandemi

Investasi mikro berkelanjutan bisa menjadi metode investasi yang menjawab kebutuhan di tengah skala prioritas kebutuhan sehari-hari akibat pandemi.

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Choirul Arifin
Tribunnews/Jeprima
Pekerja menyelesaikan pembuatan rumah boneka Barbie yang dijual dengan harga Rp 450 ribu hingga Rp 3 juta tergantung ukuran di workshop Rumah Barbie, di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (30/7/2020). Pemerintah akan memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebesar Rp 2,4 juta bagi masyarakat yang terdampak pandemi virus corona (Covid-19). Adapun target penerima bantuan ini adalah 12 juta pelaku usaha ultra mikro hingga usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Tribunnews/Jeprima 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Investasi mikro berkelanjutan bisa menjadi metode investasi yang menjawab kebutuhan di tengah skala prioritas kebutuhan sehari-hari akibat pandemi Covid-19.

Selain modal yang tidak banyak, investasi model ini juga muda semudah berbelanja online. Platform digital yang lebih dulu menggunakan metode tersebut adalah Raiz Invest.

Raiz Invest sukses mengadopsi induk usahanya di Australia dan sudah mulai menerapkan investasi mikro dimulai dari Rp 10.000.

Partnership and Marketing Manager Raiz Invest Indonesia Karmela M Kartodirdjo mengatakan, Raiz Invest membangun suatu kebiasaan yang baru bagi nasabah dalam berinvestasi karena cara investasi ini akan masuk ke dalam kegiatan keseharian nasabah.

Baca: Pemerintah Anggarkan Rp 28,8 Triliun untuk 12 Juta Usaha Mikro yang Belum Bankable

Apalagi, lanjut wanita yang akrab dipanggil Lala itu, jumlahnya yang merupakan kumpulan dari receh membuat nasabah tidak merasa sedang berinvestasi.

"Ini menjadi menjadi suatu mindset baru bagi masyarakat dalam berinvestasi yang hingga saat ini banyak beranggapan bahwa investasi haruslah dimulai dengan jumlah yang sangat besar," tuturnya dalam keterangan, Kamis (6/8/2020).

Baca: Indonesia di Ambang Resesi, Politikus PKS Desak Pemerintah All Out Bangkitkan UMKM

Selain itu, Raiz Invest memiliki fitur Round-Ups yang dapat melakukan pembulatan atas transaksi online yang dilakukan nasabah melalui internet banking.

"Dari setiap transaksi perbankan yang dilakukan nasabah, akan dilakukannya pembulatan keatas dari nilai transaksi tersebut. Dana yang terkumpul menjadi Rp.50.000 itu akan dimasukan ke ke dalam investasi oleh nasabah melalui aplikasi Raiz," kata Karmela.

"Mekanisme pembulatan otomatisasi ini akan membuat nasabah dapat melakukan investasi berjalan dengan sendirinya tanpa harus rutin melakukan transaksi satu per satu," tambahnya.

Raiz berkerja sama dengan PT Bank CIMB Niaga Tbk dan aplikasi dompet digital Dana dan LinkAja sebagai gerbang pembayaran bagi para nasabah untuk melakukan transaksi.

Raiz Invest juga akan berkerja sama dengan pihak dompet digital lainnya untuk memudahkan nasabah berinvestasi.

Nantinya, nasabah akan langsung dikawinkan dengan Reksa Dana Pasar Uang untuk yang konservatif, Reksa Dana pendapatan tetap untuk yang moderat, dan Reksa Dana indeks saham bagi yang agresif.

Ketiga produknya pun sudah dipilihkan dan melalui proses seleksi Raiz Invest.

Bagi kaum muda, metode yang anti-rumit juga dapat menjadi gerbang pertama untuk berinvestasi, terutama bagi anak kuliahan, angkatan kerja baru (first jobber), atau keluarga baru yang sudah berinisiatif untuk menyisihkan gajinya demi berwisata, demi gadget baru, bahkan demi uang pensiunnya kelak.

Lala menambahkan, kaum muda saat ini sudah mulai membuka mata soal investasi dan memandang investasi sebagai suatu kebutuhan dan alternatif solusi untuk mengolah finansial.

Ini tercermin dari profil investor reksa dana Raiz yang 80 persen adalah dari kalangan milenial lulusan SMA dan S1.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan