Senin, 25 Agustus 2025

Resesi Ekonomi

Faktor Resesi Tahun Ini Dibanding 1998 Berbeda, Ekonom UI: Tak Selamanya Resesi Berujung Krisis

Ekonom UI Fithra Faisal Hastiadi menerangkan penyebab terjadi resesi tahun ini tidak sama dengan resesi tahun 1998

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi
kafkadesk.org
ILUSTRASI 

Mantan Menteri Keuangan tersebut menilai dari sisi pengeluaran semua, walau masih negatif juga telah menunjukkan perbaikan.

Menurutnya, peningkatan utama terlihat pada konsumsi pemerintah, yang tumbuh 9,76 persen akibat stimulus fiskal khususnya perlindungan sosial (BLT).

"Prospek 2021 akan sangat tergantung bagaimana penanganan pandemi. Porsi terbesar dari konsumsi RT adalah kelas menengah atas. Kelas menengah atas akan cenderung menabung dan enggan konsumsi jika situasi pandemi belum baik," tuturnya.

Mengenal Resesi dan Dampaknya, Respons Analis hingga Menkeu

Indonesia dipastikan mengalami resesi setelah Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi RI yang dilihat dari produk domestik bruto (PDB) terkontraksi minus 3,49 persen di kuartal III 2020 (year on year/yoy).

"Kalau kita bandingkan posisi triwulan ketiga tahun lalu masih mengalami kontraksi 3,49 persen. PDB Indonesia menunjukkan pertumbuhan signifikan secara kuartalan sebesar 5,05 persen," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam paparan virtual, Kamis (5/11/2020).

Baca juga: Harga Emas Antam Pagi Ini Persis di Posisi Rp 1 Juta per Gram

Menurutnya, pertumbuhan kuartalan menjadi modal yang bagus untuk tahun 2021.

"Secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan I sampai dengan triwulan III masih terkontraksi 2,03 persen," tuturnya.

Baca juga: Rupiah Semakin Menguat ke Rp 14.380 per Dolar AS, Kamis, 5 November 2020, Berikut Kurs di 5 Bank

Suhariyanto menambahkan kontraksi pertumbuhan ekonomi tidak terlalu dalam setelah diberlakukannya pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

BPS sebelumnya telah merilis pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II 2020 minus 5,32 persen yoy.

Apa Itu Resesi?

Dikutip dari Forbes, 15 Juli 2020, ekonom Julius Shiskin mendefinisikan pengertian resesi adalah penurunan PDB yang terjadi selama dua kuartal berturut-turut.

Hal ini terjadi lantaran penurunan signifikan dalam kegiatan ekonomi yang berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.

Para ahli juga menyatakan resesi ekonomi terjadi ketika suatu negara mengalami Produk Domestik Bruto (PDB) negatif, adanya kenaikan tingkat pengangguran, penurunan penjualan ritel, dan terjadinya kontraksi di pendapatan manufaktur untuk periode waktu yang panjang.

Resesi dianggap sebagai bagian tak terhindarkan dari siklus bisnis atau dalam ekonomi suatu negara.

Halaman
1234
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan