Kemenkeu: Covid-19 Teratasi, Pemulihan Ekonomi Berjalan Lagi
Aktivitas masyarakat berada dalam tren kenaikan yang ditunjukkan pada google mobility report dari sisi retail and recreation
Editor:
Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyatakan, keberhasilan penanganan kasus Covid-19 berkorelasi positif dengan berjalannya lagi pemulihan ekonomi nasional.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, Indonesia sudah melewati puncak gelombang kedua Covid-19, di mana pernah menyentuh 50.039 kasus harian, kini berada di bawah 3.000 kasus.
Upaya pemerintah untuk menjaga dan mengendalikan penyebaran itu dilakukan melalui pelaksanaan program vaksinasi, penerapan kebijakan pembatasan mobilitas masyarakat, dan upaya penyembuhan pasien Covid-19.
“Ini adalah kemajuan yang memberikan rasa optimisme. Nanti yang kita harapkan akan diterjemahkan dalam kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat,” ujarnya dalam konferensi pers APBN Kita edisi September secara daring ditulis Jumat (24/9/2021).
Lebih lanjut, Sri Mulyani menjelaskan, bahwa pemulihan ekonomi ditunjukkan dengan membaiknya indikator perekonomian.
"Aktivitas masyarakat berada dalam tren kenaikan yang ditunjukkan pada google mobility report dari sisi retail and recreation, grocery and pharmacy, maupun secara agregat yang meningkat," katanya.
Kemudian, aktivitas di tempat penjualan ritel menuju level positif dan penjualan kebutuhan sehari-hari masyarakat semakin meningkat.
Dari sisi konsumsi, aktivitasnya berangsur membaik meskipun masih tertahan, ditunjukkan melalui retail sales index dan Mandiri spending index yang mengalami kenaikan sebagai indikasi peningkatan.
Baca juga: Ketika Menkeu Sri Mulyani Singgung soal Lambatnya Penyaluran Bansos di Daerah
Namun, lanjut Sri Mulyani, tingkat kepercayaan masyarakat untuk kembali melakukan konsumsi masih lebih rendah dari sebelum Covid-19.
Selain itu dari sisi produksi juga mengalami perbaikan dan meningkat guna memenuhi kebutuhan dalam dan luar negeri.
Hal ini ditunjukkan dengan purchasing manager indeks (PMI) manufaktur yang membaik meski masih berada di zona kontraksi, konsumsi semen dan volume impor besi baja yang tumbuh, konsumsi listrik yang meningkat utamanya didorong konsumsi listrik industri, dan pertumbuhan impor bahan baku dan barang modal.
Adanya surplus neraca perdagangan 4,74 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau tertinggi dalam sejarah Indonesia turut membuktikan pemulihan perekonomian.
Eks direktur pelaksana Bank Dunia tersebut menambahkan, kinerja ekspor, terutama didorong melalui peningkatan volume ekspor utama seperti CPO, batu bara, dan besi baja.
Sementara itu, dari sisi kinerja impor didorong karena adanya permintaan domestik untuk kebutuhan industri serta konsumsi.
“Ini menggambarkan pemulihan ekonomi yang cukup solid yang kita harapkan akan terus berjalan,” pungkas Sri Mulyani.