Rabu, 1 Oktober 2025

Pinjaman Online

Kaleidoskop 2021: Merebaknya Pinjol Ilegal, dari Jokowi Marah Hingga Ribuan Perusahaan Ditutup

Perusahaan pinjol ilegal meresahkan karena menerapkan suku bunga yang tinggi, mengakses data pribadi di ponsel peminjam, hingga menero

Editor: Sanusi
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Sejumlah tersangka dihadirkan pada Konferensi Pers Kasus Pinjaman Online (Pinjol) Ilegal di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (21/10/2021). Ditreskrimsus Polda Jabar menetapkan delapan orang tersangka dalam kasus pinjol ilegal yang digerebek di Sleman, Yogyakarta, yaitu berinisial GT (24), MZ (30), AZ (34), RS (28), AB (23), EA (31), EM (26), dan RSS (28). Para tersangka terancam dijerat pasal berlapis mulai dari undang-undang ITE hingga TPPU dengan ancaman pidana maksimal 10 tahun penjara. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pinjaman online (Pinjol) dibutuhkan tapi meresahkan. Terutama dengan kehadiran Pinjol ilegal. 2021 menjadi tahun merebaknya 'wabah' Pinjol ilegal.

Kesulitan ekonomi akibat dampak dari wabah pandemi Covid-19 membuat kantong masyarakat terhimpit. Ketika kebutuhan mendesak di tengah kesulitan ekonomi, maka jalan singkat dicari, Pinjol jadi opsi.

Pinjol ilegal yang merebak bak 'wabah' tersebut memang meresahkan masyarakat.

Baca juga: Kolaborasi BPR dengan Fintech Berizin Bisa Berantas Pinjol Ilegal

Perusahaan pinjol ilegal meresahkan karena menerapkan suku bunga yang tinggi, mengakses data pribadi di ponsel peminjam, hingga meneror dan mengancam para pengguna pinjol

Subkoordinator Layanan Aduan Masyarakat dan Institusi Kemkominfo, Taruli mencatat jumlah pengaduan pinjol ilegal yang masuk ke Kominfo mencapai 21 ribu aduan.

Menurutnya, jumlah aduan yang masuk sangat banyak karena pelaporannya berdasarkan konten, sehingga satu pinjol ilegal bisa diadukan masyarakat atas beberapa konten.

Baca juga: Nasabah Harus Pahami Risiko, Pinjol Memang Kenakan Bunga Cukup Tinggi

Sedangkan, Advisor Grup Inovasi Keuangan Digital OJK Maskum menuturkan pihaknya menerima 51 ribu aduan mengenai Pinjol dari masyarakat.

Sebagian besar terkait fintech tidak berizin. Sedangkan, yang berizin di angka 1.700 atau 3,33 persen dari 51 ribu.

"Jumlah masyarakat yang menghubungi call center OJK mencapai 595 ribu sepanjang tahun ini. Adapun jumlahnya meningkat 22 kali lipat jika dibandingkan pada 2017 lalu," ujarnya dikutip Senin (28/12/2021).

Jokowi Marah

Pinjol ilegal yang meresahkan masyarakat dengan bunga mencekik ini sampai ke telinga Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Lalu, disampaikan Jokowi kepada Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso dalam acara pembukaan OJK Virtual Innovation Day 2021.

"Tetapi pada saat yang sama saya juga memperoleh informasi banyak penipuan dan tindak pidana keuangan telah terjadi. Saya mendengar masyarakat bawah yang tertipu dan terjerat bunga tinggi oleh pinjaman online yang ditekan dengan berbagai cara untuk mengembalikan pinjamannya," ujar Jokowi kala itu.

Baca juga: Luar Biasa, Pengaduan Terkait Pinjol Ilegal di OJK Tahun Ini Mencapai 50.413 Aduan

Tak lama setelah ucapan Jokowi, operasi gencar-gencaran terlihat. Berita-berita penangkapan dan penetapan tersangka terhadap pelaku Pinjol ilegal langsung tersiar. Disambut OJK dengan adanya 3.631 perusahaan Pinjol ilegal yang ditutup sejak 2018 hingga Oktober 2021.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved