Kaleidoskop 2021
Kaleidoskop 2021: IHSG Sempat Tembus Rekor, Lalu Ambruk Kena Hantam Omicron
Dirut BEI Inarno Djajadi mengatakan pertumbuhan IHSG tersebut bahkan sempat menembus rekor baru, yakni di level 6.723,39 pada 22 November 2021
Penulis:
Yanuar R Yovanda
Editor:
Muhammad Zulfikar
Kemudian sektor keuangan juga terpangkas 0,63 persen, disusul sektor energi 0,37 persen, sektor infrastruktur 0,36 persen dan sektor teknologi 0,23 persen. Hanya dua sektor yang menguat yakni sektor kesehatan dan transportasi masing-masing naik 1,47 persen dan 0,13 persen.
Baca juga: Harga Saham Melonjak, Pemilik Baru Bank di Indonesia Raup Keuntungan Besar
Total volume perdagangan saham di BEI siang ini mencapai 13,15 miliar dengan nilai transaksi Rp 6,69 triliun. Ada 372 saham yang turun, 149 saham yang naik dan 145 saham yang stagnan.
Investor asing mencatat net sell sebesar Rp 347,71 miliar di seluruh pasar pada perdagangan sesi I di siang itu.
Kendati demikian, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus memprediksi gejolak tersebut bisa sedikit mereda pekan ini atau jelang pergantian tahun.
"Menjelang akhir pekan, volatilitas akan mereda. Namun, ketidakpastian akan bertambah seiring dengan meningkatnya Omicron, cermati dan amati setiap sentimen yang terjadi," ujar dia melalui risetnya, Selasa (28/12/2021).
Sementara itu, Nico mengungkapkan, Omicron semakin menunjukkan eksistensinya di beberapa negara yakni Australia dan Amerika Serikat (AS).
Bagaimana tidak, beberapa negara bagian terpadat di Negeri Kanguru mulai merasakan kedashayatan penularan Omicron.
Baca juga: Direktur Utama Mengundurkan Diri, Bagaimana Prospek Saham Bukalapak?
"Australia melaporkan kasus baru lebih dari 10.000 setiap harinya, di mana New South Wales mencatat penambahan kasus baru pada malam Natal sebanyak 6.324 baru dan Victoria menunjukkan penambahan sebesar 2.208 kasus baru. Lalu, Queensland memiliki 784 kasus baru dan Australia Selatan sebanyak 842 kasus baru," katanya.
Kemudian, lanjut Nico, saat ini masyarakat di Amerika juga tengah merasakan hal yang sama terkait dengan dampak dari Omicron.
Gara-gara Omicron, maskapai penerbangan di Negeri Paman Sam sudah membatalkan hampir 1.900 penerbangan pada akhir pekan karena kekurangan tenaga kerja akibat kenaikan kasus Covid-19.
"Pemerintahan Presiden Joe Biden sendiri terfokus menjaga rumah sakit untuk tetap dapat menampung apabila ada peningkatan kasus di luar kendali," pungkas Nico.