Kamis, 11 September 2025

Harga Kedelai tak Terkendali

Dampak Naiknya Harga Kedelai: Pengusaha Tahu dan Tempe Rumahkan Pekerja hingga Mogok Produksi

Melonjaknya harga kedelai telah berdampak kepada pengusaha tahu dan tempe. Mereka berencana akan merumahkan pekerja hingga menggelar mogok produksi.

Editor: Inza Maliana
TRIBUN PEKANBARU/THEO RIZKY
Pekerja mengolah kacang kedelai di tempat pembuatan tahu Jalan Garuda Ujung, Pekanbaru, Kamis (19/3/2015). Kini, tempat tersebut mengolah 400 kg kacang kedelai per hari, turun dari 600 kg/hari. Para pengusaha tahu akhir-akhir ini enggan menyetok banyak kacang kedelai karena harganya yang masih belum stabil. TRIBUN PEKANBARU/THEO RIZKY 

Ketika ditanya soal masalah utama yang dialami pengusaha tahu dan tempe, Sutaryo mengungkapkan bahwa fluktuasi harga menjadi masalah utama.

“Yang tidak nyaman untuk pengrajin tempe dan tahu adalah fluktuasi harga yang tiap hari naik,” jelasnya.

Rumahkan Pekerja

Kedelai Naik: Ngatiem, merapikan tempe di rumah produksi tempe di rumah produksi jalan Gajah Barat, Kelurahan Panden Lamper, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang, Jateng, Minggu (25/8/2013). Kenaikan harga kedelai impor yang mencapai Rp 8.700 dari semula Rp 7.5000 per kilogram sejak sepekan ini membuat para pengusaha tempe mengurangi ukuran dengan harga yang sama dari Rp 500 hingga Rp 8000 per biji sesuai ukuran. (Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan)
Melonjaknya harga kedelai telah berdampak kepada pengusaha tahu dan tempe. Mereka berencana akan merumahkan pekerja hingga menggelar mogok produksi.(Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan) (Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan)

Melonjaknya harga kedelai membuat pengusaha tempe di Kota Padang, Sumatera Barat terpaksa merumahkan beberapa pekerja.

Selain itu, para pengusaha tempe di Kota Padang juga akan mengurangi jumlah produksinya karena khawatir apabila ukuran tempe buatanya diperkecil atau harga dinaikan maka akan tidak laku.

Dikutip dari Kompas TV, diketahui pengusaha tempe di Kota Padang biasanya menghabiskan 8 karung kedelai tetapi saat ini hanya dapat memproduksi tiga karung kedelai.

Pengurangan pekerja juga dilakukan pengusaha tahu di Kota Bengkulu.

Baca juga: Dilema Penjual Gorengan, Saat Harga Minyak Goreng dan Kedelai Naik Hampir Bersamaan

Salah satu pengusaha tahu di Kota Bengkulu, Fakih Mustofa mengaku terpaksa merumahkan sebagian pekerja.

Selain itu, dirinya juga terpaksa harus mengurangi jumlah produksi hingga memperkecil ukuran tahu agar bisa bertahan.

Apabila harga kedelai terus melonjak, Faqih mengaku pasrah dan berhenti beroperasi alias gulung tikar.

“Bisanya memperkecil ukuran, kalau pembelinya kurang ya tetap mengurangi produksi juga.”

“Mungkin kalau naik terus ya gak bisa lagi (gulung tikar),” ujar Fakih.

Selain pengusaha tempe dan tahu, kenaikan harga kedelai juga dikeluhkan pengusaha keripik tempe di Semarang, Jawa Tengah.

Dikutip dari Kompas TV, meskipun adanya kenaikan harga, pengusaha rumahan keripik tempe tidak berani menaikan harga atau memperkecil ukuran karena takut kehilangan konsumen.

Hal ini dirasakan oleh salah satu pengusaha rumahan keripik tempe di Semarang, Giriyati.

Baca juga: Kedelai Mahal, Tempe di Warteg Bisa Seukuran Kartu ATM

Dirinya mengatakan akan tetap bertahan walaupun mendapat keuntungan yang sedikit.

“Tetap bertahan walaupun dengan laba yang minim,” ujar Giriyati.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Kompas.com/M.Chaerul Halim)(Kompas TV/Natasha Ancely)

Artikel lain terkait Harga Kedelai Tak Terkendali

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan