Kamis, 21 Agustus 2025

Penyakit Mulut dan Kuku

Peternak Bangkalan Lebih Cemas Tak Bisa Jual Sapi Ketimbang Hadapi Ancaman Penyakit Mulut dan Kuku

Para peternak menyampaikan keluh kesahnya atas kebijakan pengetatan pengiriman sapi-kambing ke luar Bangkalan

Editor: Choirul Arifin
zoom-inlihat foto Peternak Bangkalan Lebih Cemas Tak Bisa Jual Sapi Ketimbang Hadapi Ancaman Penyakit Mulut dan Kuku
Tribun Batam/Iman Suryanto
ILUSTRASI - Suasana Pasar ternak Muaro Paneh di Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, yang ramai setiap menjelang Idul Adha.

Sebagian peternak yang mendapati sapinya bergejala PMK memilih memotongnya sapi lebih cepat.

Mereka khawatir, jika sapinya mati akan menanggung kerugian besar. Dalam dua minggu terakhir, jumlah sapi yang terpapar bikin geleng-geleng kepala.

Data terbaru Dinas Pertanian ada 494 ekor sapi yang terjangkit wabah PMK.

Dari ratusan sapi itu dikabarkan ada 9 ekor yang tak bisa diobati. Sembilan ekor sapi itu dilaporkan mati. Kabar kematian sapi ini tentu saja langsung tersebar di kalangan peternak.

Apalagi dengan rumor PMK bisa mengakibatkan sapi mati mendadak, cukup banyak peternak memilih solusi alternatif.

Sapi dalam kondisi sakit sengaja disembelih lebih cepat. Peternak takut jika sapinya mati mendadak karena serangan penyakit ini.

Bupati Lumajang Thoriqul Haq mengaku prihatin pilihan peternak terlalu gegabah menyembelih sapi yang terjangkit PMK.

Menurutnya virus ini bisa diobati. Caranya, jika peternak mendapati sapinya terpapar PMK harus segera melaporkan ke perangkat desa.

Dengan begitu, peternak bisa mendapat obat antibiotik yang bisa diberikan ke sapi.

"Ojo kesusu (jangan gegabah) membuat keputusan menjual atau memotong sapi. Jual atau potong sapi harus ada rekomendasi dokter hewan," kata Thoriq.

Dia meminta agar peternak selalu telaten merawat sapi jika sudah dalam kondisi terinfeksi PMK.

Penyembuhan bisa lebih cepat jika peternak rutin memberi sapi dengan asupan empon-empon.

Berikutnya, sapi sakit harus dikarantina. Sementara, saat sapi sudah sakit tidak usah dibawa ke pasar hewan karena sangat berisiko, sebab penularan PMK bisa melalui udara, air liur, atau kotoran sapi.

"Pemilik sapi yang di kandangnya ada yang sakit, atau kandang sapi tetangganya ada yang sakit, untuk sementara tidak membawa sapi ke pasar hewan," pungkasnya.

Penulis: Ahmad Faisol/Tony Hermawan | Sumber: Surya Online

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan