Hasil Indentifikasi Risiko HSE dan Kebencanaan Siap Diterapkan di Desa Wisata Tahun Ini
Upaya mitigasi risiko bencana pada tahap awal yang dilakukan sangat perlu meski harus dengan investasi yang lebih.
Penulis:
Choirul Arifin
Editor:
Seno Tri Sulistiyono
Sebagai contoh ketika ada satu titik api di desa wisata, dari hasil FGD bisa beri solusi misalnya dengan menggunakan satelit, membuat menara pantau api.
Tujuan menganalisis risiko adalah untuk menerapkan mitigasi, preventif. daripada kuratif. Jika sudah ada korban pastinya ada biaya yang dikeluarkan dan kerugian lain. Saat ini kita dapat mengatakan bahwa wisata bukan hanya sekedar tentang keindahan dan liburan melainkan juga risikonya.
Pergerakan alam di luar kemampuan manusia namun kita punya kesempatan untuk mengidentifikasi, inilah salah satu cara untuk mencapai smart tourism.
Sebelum memulai focus group discussion, seluruh peserta disuguhkan dengan diskusi panel dengan tema tertentu dan pemateri yang berkompeten di bidangnya.
Diskusi panel 1 memamarkan mitigasi risiko bencana di desa wisata dibawakan oleh Direktur Pemetaan dan Evaluasi Risiko Bencana BNPB, Dr. Ir. Udrekh, S.E., M.Sc. dan paparan penanganan kedaruratan (emergency respons) di desa wisata oleh Direktur Kesiapsiagaan BASARNAS, Agus Haryono, S.S., M.B.A.
Diskusi panel 2 diisi paparan mitigasi risiko bencana di desa wisata oleh Devi Roza Kausar, Ph.D. CHE dan paparan implementasi manajemen risiko di desa wisata oleh Triska Faradina, S.K.M.