Kamis, 7 Agustus 2025

Pernah Dihubungi Kurir dan Ditunjukin Foto Paket? Waspadai Modus Penipuan Social Engineering

Praktik kejahatan soceng memanipulasi psikologis korban sehingga nasabah tanpa sadar memberikan data pribadi atau kunci akses pada brankas digital-nya

Editor: Choirul Arifin
Duo Circle
Masyarakat diminta mewaspadai praktik baru kejahatan perbankan menggunakan modus social engineering alias soceng yang membobol rekening nasabah di bank. Praktik kejahatan soceng memanipulasi psikologis korban untuk melakukan langkah-langkah tertentu sehingga nasabah memberikan data pribadi atau kunci akses pada ‘brankas digital’ atau layanan mobile banking yang mereka miliki. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di media sosial dan pemberitaan media, belakangan banyak muncul keluhan masyarakat yang mengaku kehilangan dana di rekening bank padahal merasa sama-sekali tidak pernah melakukan penarikan dana maupun transfer dana ke pihak ketiga.

Mereka mengaku ditelepon oleh seseorang yang mengaku dari bank, lalu meminta informasi kepada nasabah lalu menguras isi rekening nasabah tersebut.

Pengguna Twitter Irvan Gani mengaku, dananya di PT Bank Central Asia Tbk (BCA) terkuras hanya karena terjebak dalam komunikasi lewat aplikasi Whatsapp dengan Halo BCA Palsu. Kasus itu, diunggah pada 5 Januari 2021 lalu lewat akunnya.

Awalnya Irvan akan melaporkan kegagalan transaksi yang dialaminya ke BCA. Ia berupaya melaporkan kasus tersebut ke BCA serta mengunggah di media sosial.

Singkat cerita, salah seorang tak dikenal mengaku berasal dari pihak BCA dan menghubunginya melalui aplikasi pesan singkat Whatsapp.

Dalam komunikasi mereka, Irvan diminta mengirimkan foto kartu ATM yang berisi 16 digit nomor dan masa aktif kartu serta nomor rekening BCA.

Lantaran panik, dia kemudian mengikuti arahan itu dan akhirnya tabungannya pun terkuras.

Beberapa bulan berselang, tepatnya di Juli, seorang nasabah Jenius PT Bank BTPN Tbk bernama Wirawan A Candra lewat lama Facebook mengaku kehilangan uang sekitar Rp 241,85 juta.

Dana itu berasal dari tabungan aktif sebesar Rp 21,85 juta dan deposito Rp 220 juta.

Ia menerima telepon melalui nomor WhatsApp yang mengaku sebagai call center Jenius Bank BTPN pada Sabtu (10/7/2021) lalu.

Baca juga: Waspada Penipuan Link Palsu dengan Tampilan BCA mobile, Nasabah BCA Wajib Tahu!

Seseorang tersebut mengatakan bahwa ada penyesuaian tarif feesible dan mengarahkan Wirawan untuk mengisi formulir pada situs palsu jeniusbtpn.com.

Patut diduga, mereka adalah korban praktik penipuan baru kejahatan perbankan yang disebut menggunakan modus social engineering alias soceng dengan memanfaatkan psikologis korbannya.

Cerita di atas merupakan contoh kasus kejahatan perbankan yang terjadi di tahun ini.

Percepatan transformasi digital perbankan di tengah perubahan pola perilaku masyarakat rupanya tak hanya membawa dampak positif bagi nasabah. Risiko yang mengancam juga meningkat.

Baca juga: Heboh Penipuan Berkedok Kirim Paket, J&T Express Buka Suara

Wimboh Santoso Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan, risiko yang membuntuti muncul dari serangan siber dan risiko karena ketidakpahaman masyarakat terkait data pribadi saat menggunakan produk dan layanan berbasis digital.

Halaman
123
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan