Jumat, 12 September 2025

Sentimen Bayangi Pasar Saham, Berikut Rekomendasi Para Analis

Pasar global langsung dihadapkan dengan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 2-3 Mei 2023 terkait keputusan suku bunga The Fed.

Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Pengunjung melintas di dekat papan elektronik yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pada awal Mei 2023, sejumlah sentimen membayangi pasar saham.

Di tanah air sendiri, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,43 persen atau 29,761 poin ke level 6.915,72 pada akhir pekan lalu, Jumat (28/4/2023).

Sementara pasar global langsung dihadapkan dengan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 2-3 Mei 2023 terkait keputusan suku bunga The Fed.

Selanjutnya, investor akan mencermati sejauh mana sentimen "Sell in May and Go Away" bisa menggoyang pasar.

Baca juga: Investor Asing Banyak Lepas Saham Saat IHSG Terperosok

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sendiri sempat melesat usai libur Idul Fitri, meski akhirnya tertahan dengan penurunan 0,43% pada perdagangan Jum'at (28/4).

Hasil itu membawa IHSG ke posisi 6.915,71 di akhir bulan April, mengakumulasi penguatan 3,35% dalam sebulan. Analis mengamati sejumlah faktor yang secara signifikan mendorong IHSG kembali melaju di jalur hijau.

Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Rio Febrian menjelaskan IHSG ditutup melemah pada perdagangan Jumat (28/4), pasca uji resistance 6.980. Stochastic RSI sudah berada di overbought area, didukung penyempitan positive slope MACD.

"Hal ini memicu potensi pelemahan lanjutan dan kembali uji support area 6.880 sampai 6.900 di Selasa (2/5)," ujar Rio dikutip dari Kontan.co.id.

Dia menambahkan, pelaku pasar masih mengantisipasi FOMC The Fed yang rampung pada 4 Mei 2023 pagi waktu Indonesia.

Adapun, kinerja keuangan di kuartal I 2023 dari bank regional AS diperkirakan mendorong The Fed untuk menjaga laju kenaikan suku bunga pada 25 bps. Hal ini berpotensi memicu rebound dari saham-saham perbankan pada pekan depan.

Dari dalam negeri, pelaku pasar mengantisipasi data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal pertama 2023 pada 5 Mei 2023. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan melambat jadi 4,95% pada kuartal pertama 2023.

"Pasar juga akan mencermati data inflasi per April 2023 yang akan rilis terlebih dahulu (2/5). Inflasi diperkirakan turun ke 4,36% di April 2023 dari 4,97% di Maret 2023," tutur Rio.

Baca juga: Laju IHSG Berpotensi Melanjutkan Pelemahan, Berikut Pilihan Saham dari Analis

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menilai pergerakan IHSG pada Selasa, (2/5) rawan melanjutkan koreksinya untuk menguji resistance di 6.971 dan support di 6.833.

Menurut Herditya pergerakan IHSG masih akan dipengaruhi dari sentimen global. Investor masih mencermati dan cenderung wait and see akan FOMC Meeting The Fed yang digelar 2-3 Mei.

"Sementara dari dalam negeri diperkirakan masih dipengaruhi oleh penguatan nilai tukar rupiah dan inflow asing," kata Herditya kepada Kontan.co.id, Senin (1/5).

Halaman
123
Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan