Roatex Toll System Rombak Manajemen, 20 Karyawan Terkena PHK
Roatex Toll System merombak manajemen baru dengan melakukan efisiensi atau Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 20 karyawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Roatex Toll System (RITS) merombak manajemen baru dengan melakukan efisiensi atau Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 20 karyawannya.
Direktur Utama RITS Attila Keszeg mengatakan, kebijakan restrukturisasi itu diambil untuk memastikan kelancaran dan kesuksesan fase operasional proyek MLFF di Indonesia.
"Kami saat ini sedang melakukan penataan kembali manajemen sekaligus mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memperkuat sejumlah posisi, dengan sumber daya manusia profesional andal dengan kemampuan dan kompetensi tinggi agar mampu mendukung dan menyukseskan fase operasional proyek MLFF ini," ungkap Attila dalam keterangannya, Selasa (11/7/2023).
Baca juga: Prediksi Roatex, Tidak Ada Kenaikan Tarif Tol Saat Uji Coba MLFF
"Tentu saja langkah ini kami lakukan dengan tetap berkoordinasi dengan pemerintah, dalam hal ini kementerian PUPR dan BPJT," tutur Atila.
Dikatakan Attila, restrukturisasi akan dilakukan selama enam bulan secara gradual termasuk proses rekrutmen untuk mengisi kebutuhan yang akan meningkat seiring dengan berjalannya fase operasional.
Di sisi lain, kuasa hukum PT RITS Mochamad Sutami Attamimi menjelaskan, setidaknya ada 20 karyawan yang terkena PHK lantaran komitmen yang tidak sejalan.
Baca juga: Operasional MLFF Akan Gunakan 400 Gantry, Roatex Indonesia: 2 Sudah Terpasang
"Lebih kurang 20 orang yang di sudahi dari 50 karyawan. Enggak sampai 50 persen," kata dia.
Dikatakan Sutami, dasar dari keputusan manajemen baru mengakhiri hubungan kerja adalah berdasarkan evaluasi terhadap perilaku, dedikasi, dan loyalitas karyawan selama ini.
"Langkah efisiensi ini dimaksudkan untuk mencegah kerugian materiil dan non-materiil lebih lanjut," ujar dia.
"Sekalipun terjadi pengurangan, di saat yang bersamaan juga akan lakukan perekrutan untuk mengisi sejumlah posisi di tubuh PT RITS," sambungnya.
Terakhir, Mochamad Sutami menjelaskan bahwa dalam mengambil keputusan ini, PT RITS tetap merujuk pada peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan yang berlaku di Indonesia dan akan selalu berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait.
"PT RITS tentunya akan memberikan pesangon atau kompensasi sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan baik untuk karyawan tetap maupun karyawan kontrak. Bahkan kami menawarkan lebih dari yang diatur oleh regulasi ketenagakerjaan," tutur dia.
"Bagi karyawan yang terkena pemutusan hubungan kerja, PT RITS juga membantu mencari solusi agar mereka dapat bekerja di tempat lain dengan menawarkan jasa agensi pencarian bakat (headhunter) sehingga mereka mendapatkan panduan tentang peluang kerja berdasarkan kualifikasi mereka," lanjutnya.
Anggarkan 300 Juta Dolar AS untuk MLFF
PT Roatex Indonesia Toll System (RITS) menganggarkan dana sebesar 300 juta dolar Amerika Serikat (AS) untuk proyek bayar tol tanpa henti atau Multi Lane Free Flow (MLFF). Namun, realisasinya baru 30 persen.
Direktur Utama PT RITS, Attila Keszeg mengatakan, dana yang dianggarkan itu tidak ada campur tangan dari pemerintah Indonesia. Melainkan semuanya foreign direct investment (FDI) atau investasi dari asing.
"Kita (Roatex) mengeluarkan biaya untuk proyek MLFF ini 300 juta dolar AS. Tidak ada yang pakai anggaran pemerintah, semuanya foreign direct Investment (FDI)," kata Attila kepada wartawan di Kantor Roatex, Jakarta Pusat, Rabu (5/7/2023).
Attila menyampaikan, realisasi anggaran untuk proyek MLFF ini baru mencapai 30 persen. Kata dia, hal itu sebagian besar untuk pengembangan software hingga pemasangan gantry.
"Banyak, sekitar 30 persen atau lebih yang sudah dianggarkan. Kita kembangkan software, kita kembangkan data storage, kita kembangkan pemasangan gantry, kita spending uang untuk control room, untuk operasional perusahaan," tutur dia.
Selain itu, Roatex juga mengoperasikan Mobile Control Unit (MCU) dengan menggunakan mobil yang harganya sekitar 20.000 dolar AS.
Adapun MCU ini merupakan bagian dari penginputan data yang bekerja secara mobile dan datanya bisa diinput langsung di control center.
"Ongkos untuk mobil MCU ini part terkecil, karena equipment di dalam sistem ya lebih dari ongkos untuk mobil ini. Per mobil ini sekitar 20.000 dolar AS, dan untuk equipment seperti kamera komputer per mobilnya menghabiskan 40.000 dolar AS. Kita telah anggarkan banyak," ungkap dia.
"Kita punya lebih dari 4.000 kamera di jalan. Ini kamera yang besar, kamera profesional untuk industri. Kita punya 4.000 kamera di Jakarta," sambungnya.
Baca juga: Uji Coba MLFF Batal Diterapkan Awal Juni 2023
Untuk diketahui, Roatex Indonesia telah menyiapkan control center sebagai bagian dari progres implementasi pengembangan Multi Lane Free Flow (MLFF) atau pembayaran tol nir sentuh.
Pembangunan control center ini merupakan bagian penting dalam atau sistem pembayaran tol Multi-Lane Free Flow (MLFF) atau sistem pembayaran tol nir sentuh.
Ruang control center ini digunakan sesuai dengan sistem MLFF yang mengadopsi teknologi Global Navigation Satellite System (GNSS) dimana transaksi MLFF ini nantinya melalui aplikasi smartphone dan terdeteksi via satelit.
Terlebih, keakuratan sistem MLFF didukung oleh penggunaan sejumlah kamera di ruas-ruas tol dan Mobile Control Unit (MCU) atau unit kontrol bergerak yang tersebar secara random yang terhubung ke Control Center.
Stok BBM SPBU Swasta Kosong, Bahlil: Yang Menyangkut Hajat Hidup Orang Banyak Harus Dikontrol Negara |
![]() |
---|
Soal Isu PHK Karyawan PT Gudang Garam, Ketua Umum KSPSI Soroti Dampak Rokok Ilegal |
![]() |
---|
PHK di Gudang Garam, 308 Pekerja SKM dan SKT karena Kapasitas Produksi Turun |
![]() |
---|
Kenaikan Cukai Diduga Memicu PHK Massal di Industri Rokok |
![]() |
---|
Soal Isu PHK Karyawan PT Gudang Garam, Menko Airlangga: Kami Akan Monitor |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.