Mendag Zulhas: Harga Komoditas Sudah Stabil, Telur Ayam Yang Masih Bandel
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengakui harga telur ayam kini tengah berada di posisi yang tinggi.
Penulis:
Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor:
Hendra Gunawan
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengakui harga telur ayam kini tengah berada di posisi yang tinggi.
Hal itu ia ungkapkan di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, sesaat sebelum mengikuti acara Jalan Sehat Bappebti, Minggu (30/7/2023).
Awalnya, pria yang akrab disapa Zulhas itu mengatakan, bahan pokok seperti cabai, bawang, dan beras sedang berada pada harga yang stabil. Lalu, ia baru menyebut bahwa telur ayam kini sedang mahal.
Baca juga: Kecil-kecil Cabai Rawit, Investasi Portugal di Indonesia Tumbuh 2.000 Persen dalam 3 Tahun
"Harga-harga sudah stabil [seperti] cabai, bawang, dan beras. Memang masih mahal itu telur ayam, masih Rp 31 ribu per kilogram," kata pria yang juga Ketua Umum Partai PAN itu.
Selain cabai, bawang, beras, dan telur, Zulhas juga menyinggung soal harga ayam. Katanya, "Ayam sudah Rp 39 ribu - Rp 40 ribu, sudah hampir normal. Kalau Rp 38 ribu - Rp 39 ribu itu normal."
Mengutip data Pusat Information Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, harga telur ayam naik Rp 200, menjadi Rp 32.150 per kilogram.
Sedangkan data dari panel harga Badan Pangan Nasional mencatat, harga telur ayam naik Rp 30 atau 0,10 persen, menjadi Rp 30.870 per kilogram.
Sebelumnya, kenaikan harga telur ayam ini disebut oleh Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi sebagai dinamika yang tidak bisa dihindari.
Hal itu disebabkan oleh kenaikan biaya pokok produksi yang membebani produsen. Menurut Arief, ini terjadi di seluruh dunia.
Ia mengungkap, fluktuasi harga telur ayam maupun daging ayam di pasaran sedang dalam proses menuju kesetimbangan baru.
"Jadi, kenaikan harga yang ada di lapangan saat ini sedang membentuk kesetimbangan baru, di mana harga telur dan ayam boiler tidak terlepas dari struktur biaya yang membentuk harga di tingkat hilir," kata Arief dalam keterangannya, Jumat (21/7/2023).
Baca juga: Harga Cabai Turun per 11 Juli 2023: Rawit Merah Dijual Rp46.450, Cabai Keriting Jadi Rp48.850
"Kenaikan harga dipengaruhi misalnya dengan naiknya harga DOC yang sebelumnya Rp. 5.000 saat ini sampai Rp 8.000 per ekor. Harga jagung dulu Rp 3.150 per kg saat ini Rp 5.000 per kg. Bahkan sebelumnya sampai di atas Rp. 6.000 per kg," lanjutnya.
Oleh karena itu, kata Arief, menjadi tugas bersama untuk menjaga kewajaran harga di tiga lini, yaitu di tingkat produsen, pedagang, dan konsumen sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Arief kemudian mengatakan, pada Januari 2023 lalu, para peternak ayam dan ayam petelur banyak merugi dan tutup karena tidak sesuainya biaya produksi versus harga jualnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.