Konflik Rusia Vs Ukraina
Sanksi Baru AS ke Rusia Ditanggapi dengan Nyinyir: ‘Paman Sam Putus Asa’
Meski perang senjatanya dilakukan secara sembuni-sembunyi, Amerika Serikat telah memproklamirkan perang terbuka secara ekonomi ke Rusia.
Editor:
Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM – Meski perang senjatanya dilakukan secara sembuni-sembunyi, Amerika Serikat telah memproklamirkan perang terbuka secara ekonomi ke Rusia.
Sejumlah sanksi ekonomi diberikan kepada Moskow, meskipun hukuman tersebut berdampak, namun Vladimir dalam waktu singkat mampu mengatasinya.
Terakhir, AS akan memberikan sanksi kepada lebih dari 170 individu dan entitas pendukung Rusia atas perang di Ukraina.
Baca juga: Demi Sanksi Rusia, Jerman Rela Tekor Alihkan Impor Migas ke India yang Nilainya Naik 12 Kali
“Sanksi hari ini fokus pada orang-orang yang mendapat manfaat dari, mendukung, dan mempertahankan perang brutal pilihan Rusia melawan Ukraina,” demikian pernyataan Departemen Keuangan pada Kamis (14/9/2023).
Menanggapi hukuman baru AS tersebut, pihak Rusia membalasnya dengan nyinyiran. Duta Besar Rusia untuk AS Anatoly Antonov menyebut sanksi tersebut sebagai keputusasaan negeri Paman Sam yang tak mampu menghancurkan ekonomi Rusia.
"Washington, sekali lagi, telah meningkatkan upayanya yang sia-sia untuk menghancurkan perekonomian Rusia. Entah karena putus asa, atau karena ilusi, pihak berwenang AS secara fanatik menciptakan langkah-langkah baru untuk merugikan negara kami," kedutaan Rusia mengutip ucapan Antonov di saluran Telegram-nya, Jumat (15/9/2023).
Duta Besar menegaskan kembali bahwa Rusia telah berada di bawah “ribuan pembatasan sepihak yang ilegal,” yang tidak mampu menyebabkan perekonomian Rusia runtuh.
“Adaptasi Rusia yang cepat terhadap kenyataan baru membuat jengkel para musuh kami. Ketidaknyamanan ini bagi Pemerintah AS dibuktikan tidak hanya oleh perkiraan Bretton Woods Institutions saat ini, namun juga oleh proyeksi mereka di masa depan. Bahkan para jurnalis yang dekat dengan Gedung Putih mengakui dengan kecewa bahwa Perekonomian Rusia tetap kokoh meskipun ada upaya ‘blitzkrieg’,” tambah diplomat itu.
Baca juga: TNI AD Minta Maaf Oknum Perwiranya Akibatkan Kecelakaan di Tol MBZ, Pastikan Sanksi Disiplin & Hukum
Antonov melanjutkan bahwa Rusia tidak akan pernah berhenti membela kepentingan nasionalnya sambil dengan tegas menjunjung tinggi prinsip kesetaraan dan keamanan yang tidak dapat dibagi dalam hubungan internasional.
“Sudah saatnya Washington menyadari bahwa sanksi yang diterapkan tidak akan menghasilkan apa-apa,” katanya.
AS memperluas sanksi anti-Rusia pada 14 September, menambahkan hampir 70 individu dan 100 perusahaan ke dalam daftar hitamnya.
Menurut pemerintah AS, pembatasan baru ini ditujukan terhadap lembaga keuangan Rusia, industri pertahanan, dan elit yang terkait dengan mereka.
Oligarki dan hak yang dikenai sanksi oleh kedua departemen tersebut fokus pada basis industri Rusia, sektor konstruksi, industri minyak dan gas, dan sektor keuangan.
“Dengan sanksi yang diterapkan saat ini, Amerika Serikat melanjutkan upaya tanpa henti untuk menargetkan rantai pasokan militer Rusia dan mencabut peralatan, teknologi, dan layanan yang dibutuhkan Putin untuk melancarkan perang biadab terhadap Ukraina,” kata Menteri Keuangan Janet Yellen dikutip dari ABCNews.
“Kami juga telah memperjelas bahwa individu dan entitas yang mengambil keuntungan dari invasi dan kedekatan mereka dengan Kremlin akan dimintai pertanggungjawaban, dan tindakan hari ini menunjukkan jangkauan global kami dalam memberikan dampak buruk pada oligarki Putin.”
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.