Beras Bulog Ditempel Stiker Prabowo-Gibran, Bapanas: Tidak Mungkin Ulah Badan Pangan
Arief mengatakan, tak mungkin stiker ditempel pihak Bapanas. jika pelakunya dari pihak Bapanas, sama saja dengan menggadaikan integritas
Penulis:
Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor:
Sanusi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi turut buka suara soal beras Bulog yang tertempel stiker pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden, yakni Prabowo-Gibran.
Arief mengatakan, tak mungkin stiker ditempel oleh pihak Bapanas. Menurut dia, jika pelakunya dari pihak Bapanas, sama saja dengan menggadaikan integritas.
Baca juga: Bos Bapanas ke Petani yang Tolak Impor Beras: Risiko Terlalu Tinggi
"Kira-kira mungkin gak Badan Pangan nempelin stiker? Gak mungkin lah. Gimana rumusnya Badan pangan nempelin stiker?" kata Arief kepada Tribunnews, Minggu (28/1/2024).
"Sama aja itu kan namanya menggadaikan integritas kalau kayak gitu. Tidak boleh lah," lanjutnya.
Sebagaimana diketahui, saat ini ada dua program pemerintah melalui Badan Pangan Nasional yang dilaksanakan oleh Bulog dalam rangka menjaga stabilitas harga beras.
Kedua program itu adalah bantuan pangan beras dan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
Arief mengatakan, dalam beras yang dibagikan di program-program tersebut, hanya ada tulisan Bapanas di sebelah kiri, lalu sebelah kanannya ada tulisan Bulog.
Penanda tersebut, kata dia, sebagai upaya untuk mengidentifikasi jika ada beras yang memiliki kualitas jelek.
"Sebagai kontrol kita. Jadi, kalau ada yang enggak pas, termasuk cek kualitas, itu ketahuan itu berasnya badan pangan," ujar Arief.
Baca juga: TKN Sentil Cak Imin usai Komentari Beras Bulog Stiker Prabowo-Gibran: Sikapnya Tak Adil
"Kalau Badan Pangan nempelin stiker (di beras sebanyak) 1,2 juta ton, semuanya ada gambar stiker (pasangan capres-cawapres), ya gak mungkin lah. Terlalu lucu lah di tahun politik ini," sambungnya.
Arief kemudian mengatakan, di tahun politik ini, orang kerja secara baik bisa menjadi jelek.
"Kalau tahun politik itu kan orang bekerja baik aja bisa jadi jelek, ya kan. Ya maksudnya ini ada orang lagi bekerja keras.. kita tuh lagi defisit beras gitu, lagi bekerja keras jaga harga," tuturnya.
Di luar tanggung jawab manajemen Bulog
Sementara itu, sebelumnya, Perum Bulog menyatakan tidak ikut bertanggung jawab jika produk beras kemasannya yang sudah dijual ke pasar kemudian digunakan untuk kepentingan lain seperti munculnya stiker pasangan Capres-Cawapres Prabowo-Gibran di beras SPHP produksi Bulog yang dipasarkan ke masyarakat.
Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengatakan, ketika beras produksinya telah dipasarkan, pihaknya tidak bisa lagi mengatur akan digunakan untuk apa beras-beras kemasan tersebut oleh masyarakat.
"Ketika beras itu telah dipasarkan ke masyarakat, BULOG tidak bisa lagi mengatur penggunaan beras tersebut," tulis Bayu dalam unggahan akun Instagran Bulog, @perum.bulog, Jumat (26/1/2024).
Dia mengatakan, Bulog mengemas dan mendistribusikan beras kemasan untuk program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dengan tanpa menyertakan atribut apapun kecuali atribut Bulog dan Badan Pangan Nasional.
Bayu menjelaskan SPHP merupakan program pemerintah melalui Badan Pangan Nasional. Di program ini, Bulog ditunjuk sebagai pelaksana.
Baca juga: Bulog Tak Ikut Tanggung Jawab Beras Kemasannya Distikeri Pihak Ketiga karena Sudah Dilepas ke Pasar
SPHP digelar pemerintah sebagai upaya menjaga stabilitas harga beras.
Dalam pendistribusian beras SPHP, Bayu mengatakan BULOG bekerjasama dengan berbagai jaringan distributor hingga ke retail modern.
"(Hal itu) agar masyarakat mudah untuk mengakses beras tersebut, sehingga program stabilisasi harga beras dapat terlaksana secara masif dalam rangka menjaga stabilitas harga beras," ujar Bayu.
Sebelumnya, beredar kabar di media sosial X, foto beras keluaran Bulog dengan tempelan stiker calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2, Prabowo-Gibran berukuran cukup besar di kemasannya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Tribun Solo, postingan itu muncul di media sosial X pada Rabu (23/1/2024), pukul 23.34 WIB.
TPN Ganjar-Mahfud Bakal Dalami Dugaan Politisasi Beras Bulog Ditempeli Stiker Prabowo Gibran
Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud bakal mendalami dugaan politisasi beras bulog untuk bantuan sosial (bansos) yang ditempeli stiker pasangan calon (paslon) nomor urut 2, Prabowo-Gibran.
Hal itu disampaikan Deputi Hukum Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis, dalam konferensu pers di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, di Jakarta Pusat, pada Kamis (25/1/2024).
"Jadi apakah sudah dilaporkan ke Bawaslu, kami akan menelisik lebih dalam mengenai pembagian bansos dengan gambar paslon nomor 2 ini dan kami mencadangkan hak kami untuk buat laporan itu ke Bawaslu," kata Todung, di Jakarta Pusat, Kamis ini.
"Jadi kami membutuhkan beberapa waktu untuk melakukan penelisikan atau investigasi mengenai hal ini," ucapnya.
Todung mengatakan, bansos sejatinya memang program pemerintah yang anggarannya sudah diatur dalam APBN. Sehingga, sudah seyogyannya bansos menjadi program milik pemerintah.
"Tidak menjadi milik salah satu paslon," ujarnya.
Untuk diketahui, gambar kantong beras dari Bulog dan Badan Pangan Nasional yang ditempeli stiker pasangan calon Prabowo-Gibran tersebar di media sosial beberapa hari terakhir.
Beras lima kilogram tersebut merupakan cadangan beras pemerintah (CBP) yang ditujukan untuk program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
Gibran Janji Tindaklanjuti soal Viral Stiker di Beras Bulog
Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka bakal menindaklanjuti soal beredarnya foto beras dari Beras dan Urusan Logistik (Bulog) yang ditempel stiker dirinya dan Prabowo Subianto.
Pernyataan itu disampaikan Gibran setelah menghadiri konser rakyat PRABU di De Tjolomadoe, Colomadu, Karanganyar, Kamis (25/1/2024).
Baca juga: Beredar Beras Bulog Bergambar Prabowo-Gibran, Begini Respons Timnas AMIN dan TPN Ganjar-Mahfud
"Stiker Beras Bulog dengan stiker Prabowo-Gibran, di mana itu? Tempatnya di mana? Saya urus, saya cari ya (lokasi)," kata Gibran, Kamis, dikutip TribunSolo.com.
Gibran mengaku akan mencari tahu soal beras Bulog yang ditempel stiker paslon 02.
Ia menegaskan, pihaknya tidak pernah membagikan beras selama kampanye.
Sebab, kata Gibran, pembagian sembako termasuk beras tidak diperbolehkan dalam aturan.
"Kan nggak boleh bagi beras, akan saya tindaklanjuti ya, saya kasih tau, nanti saya cari. Kasih tahu saya lokasi di mana, nanti saya samperin," kata Gibran.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menkoperekonomian), Airlangga Hartarto membantah ada pasangan capres-cawapres yang memanfaatkan bansos dari pemerintah untuk kampanye.
"Tidak ada program salah satu paslon pun yang menggunakan bansosnya pemerintah, tidak ada," kata Airlangga di Bekasi, Jawa Barat, Kamis (25/1/2024) malam.
Terkait hal ini, Bulog juga telah membantah bahwa ada penempelan atribut kampanye dalam beras untuk penyaluran program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) itu.
Bulog mengaku tak pernah menempelkan atribut apa pun selain label Badan Pangan Nasional dan Bulog di kemasan beras.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.