Rabu, 1 Oktober 2025

Harga Beras Melonjak

Harga Beras Melonjak dan Langka, Capres Turut Singgung Pemimpin Hanya Diam Saat Rakyat Teriak

Keterbatasan suplai tak lepas dari masa panen yang diperkirakan baru akan datang pada pertengahan Maret 2024.

dok. Kementan
Ilustrasi. Peritel mulai kesulitan mendapatkan suplai beras tipe premium lokal dengan kemasan 5 kilogram (kg) karena adanya keterbatasan suplai. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Harga beras premiun pada saat ini mengalami kenaikan dan terjadi kelangkaan di pasar ritel modern.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey mengatakan, peritel mulai kesulitan mendapatkan suplai beras tipe premium lokal dengan kemasan 5 kilogram (kg) karena adanya keterbatasan suplai.

Adapun keterbatasan suplai tak lepas dari masa panen yang diperkirakan baru akan datang pada pertengahan Maret 2024, serta belum masuknya beras tipe medium (SPHP) yang diimpor Pemerintah.

"Situasi dan kondisi yang tidak seimbang antara supply dan demand inilah yang mengakibatkan kenaikan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras di pasar ritel modern (toko swalayan)," kata Roy, Sabtu (10/2/2024).

Baca juga: Harga Beras Premium Meroket, Hari Ini Dibanderol Rp 15.870 per Kg

Menurutnya, keadaan kenaikan harga beras ini terjadi di berbagai wilayah Indonesia. Akibatnya, bahan pokok lain juga ikut mengalami hal serupa.

Hal yang membuat Roy semakin khawatir adalah pada bulan ini menjadi momen para peritel melakukan pembelian dari produsen guna persiapan pasokan di gerai-gerai ritel modern.

Peritel mulai bersiap menyediakan bahan pokok bagi masyarakat yang akan menunaikan ibadah puasa pada pertengahan Maret 2024 dan merayakan Idul Fitri pada April 2024.

Roy pun harus menelan fakta bahwa saat ini peritel tidak ada pilihan selain membeli beras dengan harga di atas HET dari para produsen atau pemasok beras lokal.

"Bagaimana mungkin kami menjualnya dengan (harga sesuai) HET? Siapa yang akan menanggung kerugiannya?" pungkas Roy.

"Siapa yang akan bertanggung jawab bila terjadi kekosongan dan kelangkaan bahan pokok dan penting tersebut di gerai ritel modern? Karena kami tidak mungkin membeli mahal dan menjual rugi,” lanjutnya.

Maka demikian, Roy meminta relaksasi kebijakan HET untuk sementara waktu atas bahan pokok seperti beras, gula, minyak goreng, dan beberapa komoditas lainnya yang berpotensi mengalami kenaikan harga di Februari ini.

Roy mengatakan, relaksasi HET ini bisa mencegah kekosongan atau kelangkaan bahan pokok di gerai-gerai ritel modern Indonesia.

Dia bilang, bila kelangkaan terjadi, maka akan bermuara kepada konsumen melakukan "panic buying".

"Mereka akan berlomba membeli, bahkan menyimpan bahan pokok karena khawatir barang akan habis dan situasi harga yang tidak stabil," ujar Roy.

Relaksasi Kebijakan HET

Aprindo meminta Pemerintah merelaksasi kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET) sejumlah bahan pokok untuk sementara waktu.

Bahan pokok yang dimaksud di antaranya beras, gula, minyak goreng, dan beberapa komoditas lainnya yang berpotensi mengalami kenaikan harga di Februari ini.

Roy meminta adanya relaksasi HET hingga periode tertentu, selama kebijakannya masih dikaji dan belum adanya keputusan untuk melakukan perubahan HET & Harga Acuan melalui Rakortas.

Menurut dia, relaksasi HET ini bisa mencegah kekosongan atau kelangkaan atas bahan pokok di gerai-gerai ritel modern di Indonesia.

Dia bilang, bila kelangkaan terjadi, maka akan bermuara kepada konsumen melakukan "panic buying".

"Mereka akan berlomba membeli, bahkan menyimpan bahan pokok karena khawatir barang akan habis dan situasi harga yang tidak stabil," ujar Roy.

Roy menyebut, relaksasi HET dan aturan mainnya ini dimaksud agar peritel dapat membeli bahan pokok dari para produsen yang sudah menaikan harga beli bahan pokok di atas HET selama sepekan terakhir ini sebesar 20-35 persen dari harga sebelumnya.

Peritel, kata Roy, tidak dapat mengatur dan mengontrol harga yang ditentukan produsen bahan pokok tersebut karena harga ditetapkan oleh produsen yang berada di sektor hulu.

Pengusaha ritel tak punya andil menentukan harga yang ditetapkan produsen karena mereka berada di sektor hilir.

Roy kemudian mencontohkan saat ini peritel mulai kesulitan mendapatkan stok beras tipe premium lokal dengan kemasan 5 kilogram.

"Keterbatasan supply beras tersebut disebabkan saat ini belum masa panen yang diperkirakan akan terjadi pada pertengahan bulan Maret 2024," kata Roy.

Mengutip data panel harga Badan Pangan Nasional pada Sabtu (10/2/2024), harga rata-rata beras premium secara nasional naik 2,19 persen atau sebesar Rp 340. Hari ini, per kilogramnya dibanderol sebesar Rp 15.870.

Ada juga beras medium yang harganya juga naik, tetapi tidak sesignifikan beras premium. Hari ini, harganya Rp 13.810 per kg setelah naik 1,54 persen atau sebesar Rp 210.

Mahalnya beras premium ini berkaitan dengan stoknya yang mulai mengalami kelangkaan.

Sebagai informasi, Indonesia saat ini memang sedang kekurangan beras. Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan, RI sedang kekurangan beras sebanyak 2,8 juta ton.

Untuk menutupi kekurangan tersebut, Arief mengatakan pemerintah melakukan impor beras.

"Jadi memang saat ini meskipun produksi dan konsumsi beras di Januari dan Februari 2024 minus 2,8 juta ton sebagai dampak dari penurunan produksi akibat El Nino, namun kita memerlukan beras yang cukup agar neracanya dapat terjaga secara positif. Karena itu, pemerintah menyeimbangkan kekurangan tersebut dengan kebijakan importasi," kata Arief.

Menurut dia, kebijakan tersebut adalah pilihan terakhir agar ketersediaan beras tetap terjaga.

“Walaupun sangat pahit, importasi saat ini harus dijalankan. Mungkin kebijakan ini tidak populer saya sampaikan, tetapi harus dikerjakan untuk pemenuhan kebutuhan saat ini,” ujar Arief.

Pemimpin Hanya Diam

Saat kampanye akbar di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (10/2/2024), calon presiden Ganjar Pranowo menyebut seorang pemimpin di manapun berada tak boleh hanya bisa mendengarkan, tetapi juga harus bisa merasakan.

"Maka sebenernya seorang pemimpin tidak harus diteriaki. Pemimpin tidak boleh kemudian diam karena teriakan-teriakan yang ada di rakyat, tetapi kita harus bisa merasakan," kata Ganjar dalam pidatonya.

Ganjar kemudian mengatakan bahwa ia dan Mahfud mencoba untuk merasakan dan mendengarkan rakyatnya melalui kampanye dan tidur langsung di rumah rakyat.

Eks Gubernur Jawa Tengah itu kemudian mengatakan, salah satu permasalahan yang dia dapat setelah tidur di rumah rakyat adalah harga beras yang mahal.

"Di situ kami mendengarkan, 'Pak Ganjar, kenapa berasnya Rp 14 ribu? Rp 17 ribu? Kenapa tidak turun-turun?' Sementara saudara kita petani, 'Pak Ganjar, kenapa harga beras kami dibeli murah dijual mahal dan pupuk kami langka?'" ujar Ganjar.

"Ibu bapak, mereka tidak akan teriak keras. Mereka cukup mengeluh di dapurnya, di pematang sawahnya, dan pemimpin harus merasakan dan mendengarkan itu," kata Ganjar lagi.

Kemudian, ketika berkampanye, Ganjar bercerita lagi di beberapa tempat bertemu dengan anak muda yang meminta dirinya sejumlah hal.

Anak muda itu berteriak menginginkan pangan yang murah dan kemudahan dalam mengakses lapangan kerja.

"Itulah tadi yang dalam perjalanan gerobak saya dikirimi gabah, sebuah simbol yang mengingatkan kepada saya dan Pak Mahfud untuk peduli pada petani dan perutnya rakyat," kata Ganjar.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved