Rabu, 27 Agustus 2025

Harga Beras Melonjak

Harga Beras di Indonesia Melonjak, Erick Thohir: Dampak Situasi Geopolitik

meningkatnya harga komoditas pangan global turut memberikan dampak terhadap harga beras di dalam negeri.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Sanusi
Bambang Ismoyo
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir saat meninjau harga beras Bulog di pusat perbelanjaan modern di kawasan Klender, Jakarta Timur, Senin (12/2/2024). 

Tak hanya harga beras, menurut pantauan data Badan Pangan Nasional harga cabai daging ayam juga ikut terkerek naik, dibanderol Rp 35.500 per kg.

Lonjakan serupa juga terjadi pada komoditas cabai merah besar yang harganya melesat naik di kisaran Rp 92.500 per kg.

Rincian Harga Pangan di Jabodetabek Pada Senin,12 Februari 2024 :

  • Beras Kualitas Bawah I : Rp 14.650 per kg.
    Naik 1,03 persen atau Rp 150 harga sebelumnya yakni Rp 14.500 per kg
  • Beras Kualitas Bawah II : Rp 13.950 per kg
    Naik 1,09 persen atau Rp 150 harga sebelumnya yakni Rp 13.800 per kg
  • Beras Kualitas Medium I : Rp 15.900 per kg.
    Naik 0,95 persen atau Rp 150 harga sebelumnya yakni Rp 14.750 per kg

  • Beras Kualitas Medium II : Rp 15.050 per kg.
    Naik 1,35 persen atau Rp 200 harga sebelumnya yakni Rp 14.850 per kg
  • Beras Kualitas Super I : Rp 19.000 per kg
    Naik 0,53 persen atau Rp 100 harga sebelumnya yakni Rp 18.900 per kg
  • Beras Kualitas Super II : Rp 16.850 per kg.
    Naik 0,6 persen atau Rp 100 harga sebelumnya yakni Rp 16.750 per kg

Naiknya Harga Beras Tak Terkait Bansos Pangan

Erick Thohir juga membantah anggapan program bantuan sosial pangan telah membuat harga beras di tingkat pedagang melonjak.

Ada pihak yang menyebut, alokasi bantuan sosial pangan telah membuat stok beras menipis, dan pada akhirnya berdampak terhadap ketersediaan komoditas tersebut di pasar.

Terlebih, ada pihak yang mengaitkan bansos pangan dengan kegiatan politik pada periode kampanye beberapa waktu lalu.

Menurut Erick, bansos merupakan program yang telah lama dijalankan oleh pemerintah.

Di mana, program tersebut diperuntukkan bagi masyarakat yang membutuhkan. Dalam hal ini adalah masyarakat yang masuk ke dalam daftar Keluarga Penerima Manfaat.

"Program bansos itu berjalan sudah lama. Jadi saya juga bingung kenapa mesti diributin sekarang gitu, dan saya rasai⁹ untuk orang yang tidak perlu ya mungkin gampang bicara," papar Erick.

"Tetapi kalau masyarakat yang yang di bawah yang memerlukan, masa kita setop program-program seperti ini," sambungnya.

Baca juga: Harga Beras di Jabodetabek per 12 Februari Melonjak di Atas HET, Termahal Capai Rp 19.000

Erick menyamakan kehadiran program bansos pangan sama halnya seperti subsidi energi yang di setiap tahunnya dianggarkan oleh Pemerintah.

Yang tujuan utamanya untuk meringankan beban ekonomi masyarakat.

Dalam kesempatan tersebut, Erick menegaskan tak pernah memberikan atau menyalurkan bansos pangan atas nama dirinya pribadi atau Kementerian BUMN.

"Kita tidak pernah, saya pribadi tidak pernah melakukan bansos. Tetapi kalau intervensi pasar murah pada saat Covid pun kita melakukan dan tidak ada yang ribut," papar Erick.

"Jadi percayalah kebijakan ini memang diambil untuk melayani masyarakat yang tadi belum mampu," pungkasnya.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan