53 Persen Bank di Dunia Tidak Miliki Kebijakan Sistem Pangan Berkelanjutan
Sinergia Animal menilai sektor keuangan di dunia masih kurang komitmen terhadap kesejahteraan hewan dan sistem pangan berkelanjutan.
Laporan Wartawan Tribunnews, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - NGO perlindungan hewan internasional Sinergia Animal, melihat sektor keuangan di dunia masih kurang komitmen terhadap kesejahteraan hewan dan sistem pangan yang berkelanjutan.
Hal ini diungkap dalam laporan “Beyond Profits: Global Review of Financial Institutions in Animal Welfare and Food Systems.”, yang memberikan analisis komprehensif terhadap 80 lembaga keuangan di 22 negara, termasuk Indonesia.
Temuan utama ini menyoroti tren yang cukup memprihatinkan, tingkat kepatuhan lembaga keuangan yang dievaluasi dalam menerapkan kebijakan untuk melakukan divestasi dari praktik kekejaman terhadap hewan dan mempromosikan alternatif pangan nabati masih berada pada angka 10 persen, dengan lebih dari 53% lembaga keuangan mendapat skor nol.
Manajer Program Animal Welfare and Finance di Sinergia Animal, Merel van der Mark mengatakan, dunia menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya, krisis iklim yang sedang berlangsung, risiko kesehatan masyarakat, dan meningkatnya kerawanan pangan yang memerlukan tindakan segera dari semua sektor.
Laporan tersebut, kata Mark, menilai kinerja bank dalam bidang-bidang tersebut menggunakan 21 kriteria, termasuk kebijakan yang melarang pendanaan praktik paling kejam terhadap hewan ternak atau aktivitas kejam lainnya seperti perdagangan satwa liar, pengujian non-medis dan medis, serta penggunaan antibiotik yang tidak bertanggung jawab.
"Dukungan terhadap transisi ke alternatif berbasis nabati juga diukur,” Mark ditulis Jumat (19/4/2024).
Di Indonesia, bank-bank yang dievaluasi yakni perbankan pelat merak, yang mana mendapatkan poin nol.
Laporan tersebut juga mengungkapkan bahwa sebagian besar lembaga keuangan masih tertinggal dalam mendukung seruan global terhadap peningkatan perlindungan hewan dan transformasi sistem pangan, seperti yang disuarakan dalam pernyataan internasional baru-baru ini.
Baca juga: Menlu RI: Perang Hancurkan Sistem Pangan Global Pasca Pandemi dan Perubahan Iklim
Contohnya, Majelis PBB mendesak ambisi yang lebih besar untuk memperkuat kesejahteraan dan kesehatan hewan, sebagai kontributor signifikan terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Baca juga: Sekjen PBB Dorong Reformasi Sistem Pangan untuk Kemakmuran Dunia
“Kami berharap bank-bank dalam daftar kami melihat hal ini sebagai peluang untuk melakukan perbaikan dan mendapatkan hasil yang lebih baik sambil terus mengevaluasi dan memberikan visibilitas terhadap kebijakan mereka,” paparnya.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
| Ditopang Ekosistem Perumahan, BTN Optimistis Jadi Penyalur KPP Terbesar |
|
|---|
| Purbaya Soroti Pemda Doyan Taro Uang di Bank Nasional: Kalau Bank Daerahnya Kurang Bagus, Dibetulkan |
|
|---|
| CIMB Niaga Resmikan Digital Branch Surabaya-Jemursari |
|
|---|
| PT Sankeikid Manutec Indonesia Dapat Pinjaman 655 Ribu Dolar AS dari Perbankan Jepang |
|
|---|
| Harga Saham BBCA Makin Merosot, Waktunya Beli atau Belum? Ini Gambarannya |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.