Kamis, 2 Oktober 2025

Memanen Manfaat dari Energi Surya di Atap Pasar

Pasar Gedhe Klaten dilengkapi dengan PLTS atap yang difungsikan untuk menyokong sebagian kebutuhan listrik yang dimanfaatkan pedagang dan pembeli.

|
Penulis: Sri Juliati
Tribunnews/Sri Juliati
Teknisi Pasar Gedhe Klaten, Minarso mengecek panel surya yang berada di atap pasar, Kamis (8/8/2024). Adanya PLTS menjadikan Pasar Gedhe sebagai bangunan yang telah menerapkan konsep green building atau bangunan gedung hijau (BGH). 

Semula, dinas memperkirakan anggaran untuk biaya listrik pasar yang berlokasi di pusat Kota Klaten itu mencapai Rp 20 juta.

Nominal tersebut berdasarkan rata-rata biaya listrik yang dikeluarkan saat proses renovasi Pasar Gedhe berlangsung dari tahun 2021 sampai 2023.

Ternyata setelah pasar resmi beroperasi memakai PLTS, tagihan listrik yang dibayarkan jauh lebih berkurang menjadi sekira Rp 15 juta.

"Jadi ada penghematan sekira Rp 5 jutaan," kata Anang.

PLTS pasar gedhe klaten4
Suasana Pasar Gedhe Klaten saat siang hari dengan lampu penerangan yang terus menyala, Kamis (8/8/2024). Setelah direnovasi selama dua tahun dan beroperasi kembali pada Agustus 2023, Pasar Gedhe kini dilengkapi dengan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).

Anang menjelaskan, pemanfaatan PLTS atap diharapkan dapat membantu operasional para pedagang Pasar Gedhe Klaten.

Mereka dapat lebih leluasa memajang dan menjajakan barang dagangan secara jelas di bawah terangnya lampu penerangan, bersumber dari energi cahaya matahari.

"Tidak seperti di pasar lama yang dulu, kalau siang, lampu dimatikan sehingga kondisi pasar lebih gelap. Sekarang saya sudah tidak perlu lagi mematikan lampu saat siang hari," kata dia.

Anang juga berharap, fasilitas tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal baik oleh pedagang maupun pengunjung Pasar Gedhe.

"Akhirnya Klaten punya pasar yang luar biasa dan semi modern. Secara fasilitas sudah modern karena dilengkapi eskalator dan elevator, jadi masyarakat bisa berbelanja serasa di mal, tapi dengan harga yang masih sangat terjangkau," ujar dia.

Selain itu, penggunaan PLTS di Pasar Gedhe diharapkan menjadi percontohan pasar lain untuk menerapkan hal serupa guna mendukung pemanfaatan energi bersih dan ramah lingkungan. 

Harapan serupa juga disampaikan Kepala Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah, Boedyo Dharmawan. Ia berharap, penggunaan PLTS atap dapat berkembang secara masif.

Hal ini, kata Boedyo, selaras dengan apa yang dikampanyekan Dinas ESDM Jateng dalam hal penggunaan energi terbarukan untuk menggantikan energi fosil.

Selain itu, Indonesia saat ini tengah dalam masa transisi untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060. Sehingga segala sumber daya harus diaktifkan untuk menuju komitmen serta melaksanakan transisi energi dari fosil menuju energi yang lebih bersih dan minim emisi. 

"Oleh karena itu, kami sangat mendukung mendukung adanya PLTS di Pasar Gedhe, Klaten," kata dia saat dihubungi.

Menurut Boedyo, Jawa Tengah memiliki potensi yang tinggi dalam mengembangkan PLTS. Hal tersebut menjadi alasan sangat diminatinya pemasangan PLTS atap di Jateng.

Sejumlah industri, perkantoran, gedung, pondok pesantren, hingga rumah-rumah di Jateng, diklaim Boedyo, juga sudah banyak yang menggunakan PLTS atap.

"Kami juga pernah menjumpai desa yang mana sudah menerapkan PLTS dengan pendanaan dari APBDes. Artinya, masyarakat pun sudah mulai paham dengan energi bersih ini," kata dia.

Alasan lain, lanjut Boedyo, pemasangan panel surya sebagai pembangkit listrik tak perlu dilakukan di lahan terpisah. Masyarakat dan industri hanya perlu memanfaatkan atap bangunan yang langsung terpapar sinar matahari kemudian dihubungkan dengan jaringan listrik dari PLN.

"Khusus untuk PLTS atap terutama di industri, memang ada perizinan. Sebelum memasang, harus lapor ke PLN. Begitu juga dengan kami, dinas yang akan mengeluarkan surat rekomendasi kapasitasnya. Jangan sampai mengganggu jaringan listrik PLN yang sudah terbentuk di masing-masing wilayah," kata dia.

Komitmen PLN Salurkan Energi Bersih

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap mendukung pemerintah dalam melakukan transisi energi guna mencapai Net Zero Emissions pada 2060, salah satunya melalui PLTS Atap.

"Kami menyambut suka cita dan siap menjalankan kebijakan yang telah diputuskan oleh Pemerintah. Ini adalah upaya kita untuk mendorong keterlibatan masyarakat dalam transisi energi di Indonesia," ucap Darmawan dalam keterangannya.

PLN juga akan berupaya untuk meningkatkan bauran energi nasional dan mendukung transisi energi berkelanjutan di Indonesia. 

Darmawan mengatakan, kolaborasi dalam bidang investasi, teknologi, dan regulasi penting dilakukan untuk mempercepat pengembangan energi terbarukan. 

"PLN terus berkomitmen untuk memperkuat kapasitas nasional dalam menciptakan lapangan pekerjaan, mengentaskan kemiskinan, sekaligus menjaga kelestarian lingkungan," ucap Darmawan. 

"Dengan sinergi yang kuat, kami optimistis bahwa Indonesia dapat menjadi pemimpin dalam transisi energi bersih di kawasan ini," tambahnya. 

Direktur Retail dan Niaga PLN Edi Srimulyanti menambahkan, PLN senantiasa mendukung pertumbuhan PLTS atap di Indonesia. 

Hal ini dibuktikan dengan jumlah PLTS atap yang terus meningkat setiap tahunnya.

"Kami terus mendukung keterlibatan masyarakat dalam transisi energi, salah satunya lewat PLTS atap ini. Bahkan pada tahun 2023, kapasitasnya meningkat hampir 2 kali lipat," ucap Edi.

Pada tahun 2022 tercatat kapasitas PLTS atap di Indonesia sebesar 80 Megawatt peak (MWp), meningkat menjadi 141 MWp pada 2023. 

Capaian ini menunjukkan komitmen PLN serta minat masyarakat dan sektor industri turut berperan dalam peningkatan EBT di Indonesia. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved