Wall Street hingga Pasar Minyak Rontok, Buntut Putusan Trump Tunda Perang Dagang ke Meksiko-Kanada
Harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) turun mendekati 72 dolar AS per barel, dan untuk Brent amblas di kisaran 76 dolar AS per barel
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Mayoritas saham AS di bursa Wall Street rontok terpengaruh kebijakan Presiden AS Donald Trump terkait tarif impor.
Mengutip laporan Reuters, indeks S&P 500 terpantau merosot 45,45 poin atau 0,75 persen ke level 5.995,01, disusul indeks Nasdaq Composite yang ikut turun 235,21 poin atau 1,20 persen ke 19.392,23, sementara Dow Jones Industrial Average melemah 124,47 poin atau 0,27 persen jadi 44.420,19, Selasa (4/2/2025).
Beberapa kerugian terberat menimpa Big Tech dan perusahaan lain yang paling dirugikan oleh suku bunga yang lebih tinggi diakibatkan oleh tarif AS yang diumumkan atas impor dari Kanada, Meksiko, dan China .
Penurunan ini terjadi setelah investor dibayangi kekhawatiran atas putusan Presiden terpilih AS Donald Trump yang memberlakukan penerapan tarif impor sebesar 25 persen terhadap Kanada dan Meksiko.
Baca juga: Perang Dagang Dimulai: Meksiko, Kanada dan China Siapkan Aksi Balasan ke AS
Trump berdalih kebijakan tersebut diberlakukan sebagai alat tawar-menawar dan metode untuk melakukan perubahan kebijakan luar negeri, khususnya masalah imigrasi dan perdagangan narkoba.
Namun setelah mendapat protes keras kebijakan itu akhirnya ditunda.
Tarif yang diusulkan akan dihentikan sementara setidaknya selama 30 hari kedepan dengan syarat kedua negara memastikan untuk mengamankan wilayah perbatasan demi membendung perdagangan narkoba transnasional dan pencucian uang.
Meski jeda tersebut memberikan masa tenang setelah beberapa hari yang penuh gejolak, namun hal tersebut masih memicu kekhawatiran investor terkait potensi perang dagang yang dapat menaikkan harga bahan makanan, barang elektronik, dan berbagai tagihan lain untuk rumah tangga AS.
Apabila perang dagang terus terjadi dalam jangka waktu yang lama hal ini dapat menghancurkan pertumbuhan ekonomi, menambah tekanan ke atas pada tingkat inflasi AS yang sebagian besar telah melambat sejak mencapai puncaknya tiga musim panas lalu.
Minyak Dunia Anjlok
Tak hanya Wall Street yang mencatatkan rapor merah, perdagangan minyak dunia ikut anjlok, tergelincir ke zona merah setelah Trump menunda penerapan tarif impor 25 persen kepada dua pemasok minyak mentah terbesar Amerika Serikat, yakni Kanada dan Meksiko.
Mengutip data CNBC International harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) turun mendekati 72 dolar AS per barel. Sementara, minyak mentah Brent amblas di kisaran 76 dolar AS per barel.
Itu adalah penutupan terendah untuk Brent sejak 2 Januari, menghapus seluruh kenaikan yang terjadi pada Senin (03/02/2025).
Tarif yang diusulkan mencakup pungutan sebesar 25 persen pada sebagian besar barang dari Meksiko dan Kanada, telah mengancam perang dagang yang dapat menghambat pertumbuhan global dan memicu kembali inflasi.
Terlebih Kanada dan Meksiko memiliki peran penting, menyumbang sekitar seperempat dari minyak yang diolah oleh penyulingan minyak AS menjadi bahan bakar seperti bensin dan minyak pemanas, menurut Departemen Energi AS.
Profil Kerry Adrianto Riza, Anak Riza Chalid yang Didakwa Memperkaya Diri hingga Rp3,07 T |
![]() |
---|
Penyusutan Signifikan Kerugian Negara di Kasus Dugaan Korupsi Tata Kelola Minyak Mentah Disorot |
![]() |
---|
Sidang Perdana Perkara Minyak Mentah, Kejagung Diminta Panggil Pemilik 13 Perusahaan |
![]() |
---|
Misi Damai Trump Pindah ke Asia Tenggara, AS Siap Jembatani Gencatan Senjata Thailand–Kamboja |
![]() |
---|
Boy Thohir Borong 1,3 Juta Saham Merdeka Gold Resources, Ini Alasannya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.